Selasa 01 Aug 2023 18:00 WIB

SAR Hentikan Pencarian Penambang Emas yang Tertimbun Tambang di Banyumas

Pihak keluarga dari delapan penambang menaburkan bunga di lubang galian.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Agus raharjo
Tim SAR gabungan disemprot disinfektan usai melakukan proses evakuasi delapan penambang yang terjebak di dalam lubang galian tambang emas, di Desa Pancurendang, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (31/07/2023). Pada hari ke enam proses evakuasi, tim SAR gabungan terkendala debit air di dalam lubang galian tambang emas yang kembali naik meski telah dilakukan upaya pengurasan dengan menggunakan 37 pompa secara bergantian pada 26 lubang tambang.
Foto: Antara/Idhad Zakaria
Tim SAR gabungan disemprot disinfektan usai melakukan proses evakuasi delapan penambang yang terjebak di dalam lubang galian tambang emas, di Desa Pancurendang, Ajibarang, Banyumas, Jawa Tengah, Senin (31/07/2023). Pada hari ke enam proses evakuasi, tim SAR gabungan terkendala debit air di dalam lubang galian tambang emas yang kembali naik meski telah dilakukan upaya pengurasan dengan menggunakan 37 pompa secara bergantian pada 26 lubang tambang.

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS–Operasi SAR pencarian penambang emas di lubang galian Kawasan Pertambangan Emas Desa Pancurendang Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, akhirnya dinyatakan selesai. Sebanyak delapan penambang sampai saat ini belum ditemukan.

Kedelapan penambang tersebut terjebak di lubang tambang akibat datangnya air secara tiba-tiba dan menggenangi area pertambangan di Kawasan Pertambangan Desa Pancurendang, diketahui pada Selasa (25/7/23) pukul 23.00 WIB.

Baca Juga

Delapan orang penambang emas tersebut seluruhnya berasal dari Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Di antaranya Cecep Suriyana (29 tahun), Muhamad Rama Abd Rohman (38), Ajat (29), Mad Kholis (32), Marmumin (32), Muhidin (44), Jumadi (33), Mulyadi (40).

Kepala Kantor SAR Cilacap Adah Sudarsa yang bertindak sebagai SAR Mission Coordinator (SMC) mengatakan bahwa pencarian ditutup setelah sepekan operasi SAR tidak menemukan perkembangan.

"Berdasarkan hasil analisa serta musyawarah antara Tim SAR Gabungan, para ahli, dan keluarga korban, maka operasi SAR dinyatakan ditutup. Apabila terdapat informasi dan atau adanya tanda-tanda korban untuk dapat dievakuasi, maka Operasi SAR dapat dibuka kembali," ujar Adah Sudarsa dalam pernyataan resminya, Selasa (1/8/2023).

Menurut Adah, Tim SAR telah mengerahkan segala daya dan upaya, akan tetapi ia mengakui bahwa mereka tidak bisa melawan alam. "Kami atas nama Tim SAR Gabungan memohon maaf sebesar-besarnya serta turut berbela sungkawa atas musibah yang telah terjadi. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan," katanya.

Setelah operasi SAR ditutup, pihak keluarga dari delapan orang penambang menaburkan tanah dan bunga di lubang galian. Selain itu, mereka juga membuat prasasti dan menaburkan bunga di atasnya.

Adah juga menuturkan ucapan terimakasih kepada seluruh unsur SAR Gabungan yang terlibat dalam operasi SAR Ajibarang. Dengan telah ditutupnya Operasi SAR ini, maka seluruh unsur SAR Gabungan yang terlibat dapat kembali ke kesatuannya masing-masing.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement