Selasa 08 Apr 2025 19:54 WIB

11 Penambang Emas di Papua Dikabarkan Tewas Dibunuh OPM

OPM mengeklaim penambang emas itu adalah anggota militer yang menyaru.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Teguh Firmansyah
Personel Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua.
Foto: Istimewa
Personel Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang beroperasi di Papua.

REPUBLIKA.CO.ID, WAMENA — Kelompok separatis bersenjata Papua Merdeka kembali mengabarkan tentang aksi-aksi pembunuhan. Pada Selasa (8/4/2025), Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyampaikan kelompoknya telah melakukan pembantaian yang menewaskan 11 penambang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan.

Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom mengeklaim para korban tersebut adalah anggota-anggota Tentara Nasional Indoensia (TNI) yang menyamar. Sebby menerangkan, pembunuhan para anggota militer yang menyaru sebagai penambang emas tersebut dilakukan dalam operasi penyerangan yang dilakukan sepanjang Ahad (6/4/2025), sampai Selasa (6/4/2025).

Baca Juga

Penyerangan tersebut, kata Sebby dilakukan oleh regu bersenjata Dejen Heluka dan Karis Giban yang merupakan anggota kelompok sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) di bawah pemimpin Hom Heluka dan Almarhum Giban dari Kodap III Nduga-Derakma.

“Pembunuhan tersebut dilakukan selama tiga hari berturut-turut hingga Selasa (8/4/2025) dan berhasil membunuh 11 orang anggota militer pemerintah Indonesia yang menyamar sebagai pendulang emas di wilayah operasi TPNPB,” ujar Sebby dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, pada Selasa (8/4/2025).

Selain menewaskan 11 orang, dalam penyerbuan kelompok tersebut, sayap bersenjata OPM itu juga mengeklaim membuat tiga orang lainnya luka-luka.

Hingga berita ini ditulis, belum ada pernyataan resmi dari TNI, maupun Polri tentang kebenaran 11 orang meninggal dunia dibunuh tersebut.

Akan tetapi aksi pembunuhan yang dilakukan kelompok separatis Papua Merdeka ini, terus terjadi di sejumlah wilayah di Papua. Pada Senin (7/4/2025), di Puncak Jaya, Papua Tengah, kelompok separatis juga menembak mati mantan Kapolsek Mulia Iptu Djamal Renhoat.

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar (Kombes) Yusuf Sutejo membenarkan kejadian tersebut. “Pelaku penembakan diduga berjumlah dua orang, dengan menggunakan sepeda motor untuk melancarkan aksinya,” ujar Kombes Yusuf saat dikonfirmasi, Rabu (8/4/2025).

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement