Rabu 12 Jul 2023 11:44 WIB

Kiprah Sedekade Aini Berdayakan Perempuan Suku Dayak Melalui Handep

Suku dayak sangat mengandalkan rotan dalam berkehidupan.

Aktivis Aini melalui Handep memberdayakan suku dayak di Seruyan, Kalimamtan Tengah.
Foto: Dok. Hand
Aktivis Aini melalui Handep memberdayakan suku dayak di Seruyan, Kalimamtan Tengah.

REPUBLIKA.CO.ID, SERUYAN -- Aini Abdul, atau yang kerap dipanggil Aini, adalah perempuan suku Dayak dari Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, yang telah berkiprah lebih dari satu dekade di dalam pemberdayaan masyarakat desa melalui bisnis berkelanjutan dan literasi. Terlahir dari keluarga nelayan dan petani, Aini hidup dalam kesederhaanaan. 

Keterbatasan ekonomi dan kesulitan hidup yang dialami oleh masyarakat adalah pengalaman yang hidup yang juga ia rasakan. Sehingga, Aini selalu tahu bahwa menjadi bagian dari upaya untuk membangun masyarakat adalah cita-cita besar hidupnya. 

Baca Juga

Aini percaya bahwa pemberdayaan masyarakat harus difasilitasi  dengan akses pendidikan yang baik. Baginya masyarakat akan bisa berdaya apabila cakrawalanya terbuka. Sejak tahun 2009, di sela-sela tugasnya sebagai pemandu wisata dan jembatan penghubung masyarakat bagi perusahaan, ia berjalan kaki membawa ransel penuh buku untuk anak-anak di sejumlah desa di bantaran sungai. Ia merasa bahwa buku-buku yang membangkitkan gairah keingintahuan tentang dunia adalah amunisi terbaik untuk memulai misinya.

Sebagian buku yang ia bawa adalah koleksinya sendiri, buku milik ayahnya, dan buku pemberian teman-temannya. Gerakan kecil ini pun akhirnya lahir menjadi sebuah cikal bakal sebuah yayasan literasi dan pendidikan yang Ia namakan “Ransel Buku”.

Saat mengerakkan program literasi dan ekowisata di beberapa desa, Aini melihat bahwa potensi kriya rotan sangat tinggi disana. Sayangnya, karena berbagai keterbatasan kriya rotan indah karya masyarakat belum mendapatkan akses pemasaran. Melalui hubungannya dengan para turis dari dalam dan luar negeri, ia aktif membantu para perempuan pengrajin rotan di beberapa desa di kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, sebagai platform untuk menjual hasil kriya rotan mereka. 

Setelah sempat vakum sebentar dari dunia pemberdayaan masyarakat, karena harus merawat buah hatinya, di tahun 2019, Aini bertemu kembali dengan teman lamanya, Randi Julian Miranda, di Pulau Dewata. Saat itu, Randi yang baru saja menyelesaikan Pendidikan S-2 nya di Australia, menceritakan rencananya untuk membangun sebuah usaha sosial yang diberi nama Handep, yang visinya adalah membangun perekonomian desa di Kalimantan Tengah melalui kriya khususnya kerajinan rotan. 

Bagaikan gayung bersambut, sama-sama datang dari latar belakang anak desa dan ingin membuat perubahan positif untuk Kalimantan Tengah, Aini pun tertarik untuk menjadi bagian dari Handep.

Bermodalkan pengalaman bekerja di bidang pemberdayaan masyarakat, Aini menyokong Handep sebagai Chief Community Officer dimana ia memainkan peran penting dalam membangun dan membina hubungan dengan kelompok masyarakat khususnya para pengrajin dan petani rotan. 

"Dari satu desa ke desa yang lain, saya bertemu dan bekerjasama dengan para petani dan pengrajin rotan. Mendengarkan cita dan asa mereka, dan menuangkannya ke dalam program strategis Handep," kata dia seperti dilansir dari Kantor Berita Antara, Rabu (12/7/2023). 

Sebagai perempuan yang berdaya, Aini ingin bisa memberdayakan perempuan lain di daerahnya agar juga bisa berdaya. Ia percaya bahwa perempuan adalah pilar terpenting dalam sebuah masyarakat. 

“When you empower a woman, you empower the whole community. Perempuan memainkan peranan penting dalam keluarga dan masyarakat. Perempuan harus mengenyam pendidikan dan berdaya secara ekonomi. Apa yang kami lakukan di Handep sangat mengakar pada pemberdayaan perempuan supaya bisa menjadi agen perubahan," kata Aini. 

Bekerja dengan perempuan di pedesaan tertinggal tentunya tidak mudah. Dari tingkat literasi yang rendah, keterbatasan infrastruktur dan keterisoliran geografis. Namun, ini tidak pernah menyurutkan semangatnya.

"Kami bekerja dengan pendekatan bottom-up approach untuk memastikan pekerjaan kami dapat membantu masyarakat untuk melihat potensi diri dan aset lingkungan mereka dalam menjawab permasalahan dan kebutuhannya.  Bertani dan menganyam rotan misalnya, ini merupakan salah satu mata pencaharian yang sangat penting bagi suku Dayak yang ada di pedesaan,"

Ada ribuan orang yang menggantungkan hidupnya pada rotan. Di kalangan suku Dayak, ada ungkapan 'Rotan adalah kehidupan' karena rotan memainkan peranan yang sangat penting dalam tradisi dan kehidupan sehar-hari orang Dayak. Rotan dimanfaatkan untuk peralatan sehari-hari, bahan bangunan, sebagai sumber penghasilan bahkan sajian makanan. Sejak pertengahan abad ke-19 sampai sekarang, rotan telah menjadi komoditas penting bagi suku Dayak. 

 

"Oleh karena itu, Handep diproduksi dengan memanfaatkan bahan alami berupa rotan yang ketersediannya masih melimpah di Kalimantan dan proses pengerjaan yang ramah lingkungan. Produk akhirnya berupa aksesoris fashion dan dekorasi rumah seperti tas, topi, keranjang," kata dia.

Ia mengatakan, masyarakat Dayak Kalimantan Tengah mempunyai tradisi menganyam rotan dengan motif tribal ciri khas Dayak yang sangat unik, potensi inilah yang dikembangkan menjadi produk yang dapat memperkenalkan keunikan dan ciri khas suku Dayak. 

"Selain itu, untuk setiap pembelian satu produknya, Handep menanam satu pohon di hutan masyarakat di desa-desa mitranya. Kami menggunakan konsep bisnis regenerative yang sifatnya sangat holistik dari sisi lingkungan, sosial dan ekonomi," ujar diam

 

Rotan yang membutuhkan hutan untuk hidup akhirnya menjadi jalan bagi Handep untuk menjaga hutan. Jika hutan terjaga, rotan tidak akan punah, dan sebaliknya. 

Saat ini, Handep bermitra dengan kurang lebih 350 pengrajin di desa-desa di Kalimantan Tengah dan Barat. Di tahun 2023, Handep merambah ke kain tenun Dayak di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, untuk mendukung pelestarian menenun suku Dayak Iban dan memberikan kesempatan matapencaharian yang lebih baik bagi perempuan penenun. Kain Tenun suku Dayak Iban ini disulap menjadi pakaian dan juga aksesoris seperti tas. 

"Kami juga mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam pemberdayaan ekonomi pedesaan dan perempuan. Handep telah bekerja sama dengan pihak lain seperti perusahaan swasta dan NGOs untuk memberdayakan para petani dan pengrajin di beberapa daerah di Indonesia," ujar dia. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement