REPUBLIKA.CO.ID, KABUPATEN BOGOR -- Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat, Andi Mallarangeng, menegaskan partainya solid bersama Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal calon presiden (capres). Komitmen tersebut tak goyah setelah partainya dikunjungi oleh Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
"Kalau goyah, tidak, jelas solid, tetapi silaturahim dengan partai-partai lain kan tetap harus jalan, apalagi suasana Lebaran. Cak Imin ini juga dulu bersama-sama, PKB bersama kita dulu, 10 tahun dalam pemerintahan Pak SBY. Cak Imin juga mantan menterinya Pak SBY," ujar Andi di kediaman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Kabupaten Bogor, Rabu (3/5/2023) malam.
Komitmen Partai Demokrat di Koalisi Perubahan bukan berarti menutup ruang komunikasi dengan partai politik lain. Khususnya dengan Partai Golkar dan PKB yang menjadi bagian dari pemerintahan Presiden SBY pada periode 2004-2014.
"Kita tetap membuka diri untuk berkomunikasi. Tadi Pak SBY memberikan contoh misalnya begini. Tim Lavani waktu Proliga bersaing dengan tim dari Bhayangkara, tim dari Samator, BNI, dan sebagainya. Tapi, walaupun bersaing begitu, waktu (tetap) terbentuk timnas SEA Games," kata Andi.
Partai Demokrat sendiri sudah mendengarkan dinamika koalisi besar dari Ketua Umum PKB, Abdul Muhaimin Iskandar. Dari penjelasan tersebut, mereka memahami bahwa situasi politik nasional masih sangatlah cair.
"Kami juga tanya kira-kira ke arah mana? Pasangannya siapa? sampai sekarang juga kita belum. Artinya, masih meraba-raba, segala sesuatu masih mungkin. Ya kami bertukar pikiran, bertukar pandangan," ujar Andi.
Koordinator juru bicara Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengatakan bahwa pertemuan SBY dengan Muhaimin dalam rangka halal bihalal. Apalagi Partai Demokrat dan PKB memang memiliki hubungan historis yang baik.
Ia menambahkan, tujuh bulan lagi akan memasuki masa kampanye Pemilu 2024. Perlu komitmen bersama untuk menghindari gesekan dan polarisasi di masyarakat.
"Untuk itu, Demokrat dan PKB terus menjalin silaturahim dan komunikasi sebagai modal penting menjaga kohesi kebangsaan demi terwujudnya pemilu yang demokratis serta bebas dari intervensi, intimidasi, dan kecurangan," ujar Herzaky.
Seusai menggelar pertemuan dengan Partai Golkar, Muhaimin mengaku bahwa dirinya tak menutup kemungkinan untuk mengajak Partai Demokrat untuk bergabung dalam wacana pembentukan koalisi besar. Meskipun saat ini partai berlambang bintang mercy sudah tergabung dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan bersama Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Iya (akan ajak Partai Demokrat ke koalisi besar)," jawab singkat Muhaimin sebelum meninggalkan Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Rabu (3/5/2023).
Kendati demikian, ia menghormati Partai Demokrat yang sudah tergabung dalam Koalisi Perubahan. Mengingat PKB juga sudah berkoalisi dengan Partai Gerindra lewat Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR).
"Mungkin yang paling penting adalah apakah pilihan masing-masing di grup koalisi ini sudah final, Pak SBY sudah final. Kalau belum final kan bisa kita ajak gabung," ujar Muhaimin.