REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Nurdin Halin mendukung Airlangga Hartarto sebagai calon wakil presiden (cawapres) dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto. Meskipun musyawarah nasional (Munas) Partai Golkar pada 2019 mengamanatkan Airlangga untuk maju sebagai calon presiden (capres).
"Sekalipun kami kadernya, fungsionarisnya itu tetap mengharapkan Pak Airlangga sebagai calon presiden, tapi sekiranya berpasangan dengan Pak Prabowo, hasil survei menunjukkan mengalahkan semua calon," ujar Nurdin dalam diskusi yang digelar Lembaga Survei Indonesia (LSI), Rabu (3/5/2023).
Dukungan tersebut mengacu pada banyak simulasi dari lembaga survei yang menunjukkan pasangan Prabowo-Airlangga unggul dari nama pasangan calon lain. Apalagi keduanya memiliki komitmen untuk melanjutkan pembangunan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ini (pasangan Prabowo-Airlangga) menjamin keberlanjutan program yang telah dicanangkan, ditetapkan oleh Bapak Joko Widodo," ujar Nurdin.
Ia sendiri meyakini bahwa Pilpres 2024 akan diikuti lebih dari dua pasangan capres-cawapres. Mengingat dinamika yang terjadi saat ini, timbul tiga nama kandidat capres, yakni Prabowo, Ganjar Pranowo, dan Anies Baswedan.
"Insya Allah tidak dua pasangan, tetapi tiga pasangan. Itu yang membuat hati saya berbunga-bunga pada saat ini karena Insya Allah pasti akan terjadi tiga pasangan calon. Mudah-mudahan ini akan terus berlanjut, sekalipun dinamika intensitasnya sangat tinggi," ujar Nurdin.
Intensitas komunikasi yang dibangun Prabowo dan Airlangga semakin menguatkan sinyal keduanya bakal berkoalisi. Dua sosok tersebut merupakan menteri yang sudah terbukti kuat dalam hal menjaga stabilitas politik maupun ekonomi.
"Melihat pertemuan yang dilakukan Prabowo dengan Airlangga dan elite Golkar menunjukkan ada upaya mencari kecocokan untuk memasangkan dua tokoh politik (Prabowo dan Airlangga) tersebut pada Pilpres 2024," ujar peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro saat diwawancara media di Jakarta, Jumat (28/4/2023).
Bawono menyampaikan, jika keduanya benar-benar berpasangan pada Pilpres 2024 maka peluang untuk menang terbuka lebar. Apalagi, sambung dia, mesin politik kedua partai politik tersebut cukup tinggi untuk bersaing dengan kandidat lainnya.
"Melihat pengalaman pemilu tahun-tahun sebelumnya, mesin politik dua partai tersebut dinilai cukup tinggi untuk menjadi modal utama dari pasangan calon ini apabila maju dalam Pilpres 2024. Keduanya bisa menjadi pasangan yang tepat dan saling melengkapi," ujar Bawono.