REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal menjawab alasan mengapa ia mencium tangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Said Iqbal menyebut, hal itu sebagai bagian dari adab dan akhlak.
"Tentang adab dan akhlak. Itulah ajaran umi dan waled saya," ujarnya kepada Republika.co.id, Rabu (3/5/2023).
Menurut Said, ia datang ke pertemuan itu sebagai seorang manusia biasa, tanpa atribut apa pun. "Ada yang salah? Silakan dilihat, saya datang sebagai manusia biasa dengan baju kaus tanpa atribut apa pun," katanya.
"Kalau saya sebagai manusia yang dhaif mencium tangan seseorang, ada yang salah? Saya datang menyampaikan bahwa buruh menolak omnibus law UU Cipta Kerja, ada yang salah?" ujarnya menambahkan.
Sebelumnya, beredar di lini masa Twitter foto dan video yang beredar momen Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal bersalaman hingga membungkukkan kepala kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Video dan foto diambil ketika ratusan buruh bersama presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani dan Said Iqbal bersilaturahim ke kediaman perwakilan Provinsi Jawa Tengah di Jakarta pada Senin (1/5/2023) lalu.
Dalam video terlihat sekelompok orang berada di dalam sebuah ruangan, termasuk Ganjar. Mereka hendak duduk dan memulai bersalaman. Andi Gani memulai salamnya kepada Ganjar, yang tampak hanya bersalaman biasa. Namun, ketika sampai gilirannya, Said Iqbal terlihat membungkuk 90 derajat sambil salam ke Ganjar dengan menundukkan kepala hingga tangan Ganjar menyentuh kepala/jidatnya.
Momen itu terlihat seperti Said Iqbal mencium tangan Ganjar dan sangat menghormatinya. Namun, menurut warganet, hal itu tidak perlu dan tidak pantas dilakukan oleh seorang ketua umum yang mewakili Partai Buruh. "Said Iqbal harus malu, fotonya mencium tangan Ganjar bukti kuat 'ketaatan' pada kekuasaan," kata warganet dengan akun Twitter @HelmiFelis_ seperti dikutip Republika pada Rabu (3/5/2023).
"Hal itu tidak sejalan dengan idealisme buruh. Dalam dunia politik, buruh adalah 'darah biru' organisasinya mendunia sejak 1919. Jangan manfaatkan buruh untuk kepentingan pribadi," ujar dia menambahkan.