REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Massa buruh yang melakukan aksi di depan Gedung DPR pada Kamis (28/8/2025), mulai membubarkan diri sejak pukul 12.30 WIB. Para buruh itu hanya menggelar aksi setengah hari setelah merasa menyampaikan aspirasi, dan langsung membubarkan diri dengan tertib.
Pantauan Republika.co.id di lokasi, aksi yang diikuti oleh ribuan buruh di depan Gedung DPR itu berjalan dengan kondusif. Tidak ada ketegangan berarti selama jalannya aksi sejak sekitar pukul 10.00 WIB itu.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, aksi yang digelar di depan Gedung DPR itu memang sejak awal hanya akan dilakukan hingga siang hari. Pasalnya, sebagian buruh yang ikut aksi harus kembali bekerja di tempatnya masing-masing.
"Buruh itu kan punya keterbatasan waktu, shift satu, dua dan tiga. Ini yang ikut aksi adalah shift satu dan shift tiga, belum tidur nih mereka. Nah yang shift dua mau masuk, bisa-bisa dipecat lagi. Maka kita batasi sampai jam 1 (13.00 WIB) dulu," kata Iqbal di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis siang WIB.
Meski begitu, Iqbal tetap mengingatkan para buruh untuk tetap melanjutkan perjuangan di daerahnya masing-masing. Dengan begitu, perjuangan para buruh akan didengar oleh pemerintah.
Terdapat sejumlah tuntutan dalam aksi yang dilakukan para buruh. Salah satunya, para buruh menuntut pemerintah menaikkan upah minimum 2026 sebesar 8,5-10 persen. Selain itu, para buruh juga menuntut pemerintah menghapus sistem outsourcing.