Kamis 09 Mar 2023 05:31 WIB

Korban Meninggal Akibat Bencana Tanah Longsor di Natuna 21 Orang

Sedangkan yang masih dinyatakan hilang mencapai 35 orang.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Sejumlah petugas SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban bencana tanah longsor di Kampung Molon, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/3/2023). Berdasarkan data dari tim gabungan tanggap bencana Serasan dan Serasan Timur hingga Rabu (8/3/2023) pukul 10:30 WIB, sebanyak 12 orang dinyatakan meninggal, 42 orang hilang, 1.216 orang mengungsi dan 30 rumah tertimbun material longsor.
Foto: ANTARA FOTO/Cherman
Sejumlah petugas SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban bencana tanah longsor di Kampung Molon, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/3/2023). Berdasarkan data dari tim gabungan tanggap bencana Serasan dan Serasan Timur hingga Rabu (8/3/2023) pukul 10:30 WIB, sebanyak 12 orang dinyatakan meninggal, 42 orang hilang, 1.216 orang mengungsi dan 30 rumah tertimbun material longsor.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Angka korban jiwa bencana tanah longsor di Desa Serasan Kepulauan Natuna, Kepulauan Riau bertambah menjadi 21 orang, Rabu (8/3/2023). Sedangkan yang masih dinyatakan hilang berkurang menjadi 35 orang. Adapun jumlah warga yang mengungsi akibat bencana, masih di angka 1.216 jiwa.

“Data tersebut berdasarkan hasil penghimpunan data pencarian hari ke-3 pascabencana tanah longsor di Serasan dan Serasan Timur, Kepulauan Natuna,” kata Pejabat Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Pemerintah Kabupaten Natuna Patli Muhammad dalam siaran pers tim gabungan tanggap bencana yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Baca Juga

Patli mengatakan, pemerintah daerah masih menetapkan status darurat bencana sejak 6 Maret 2023. Dan proses evakuasi, serta perbantuan penanganan bencana tanah longsor masih terus dilakukan. Selain bertambahnya jumlah korban jiwa, aktualisasi data korban oleh tim penanganan bencana, tercatat tiga warga masih mengalami kritis. Para pengungsi sampai saat ini masih tersebar di empat titik lokasi pengungsian.

Sebanyak 219 pengungsian masih bertahan di Pos Lintas Batas Negara (PLBN). Sebanyak 215 orang, juga masih mengungsi di Puskesmas Serasan.

Di Pelimpak dan Masjid al-Furqon, jumlah pengungsi masih ada sekitar 500-an orang. Adapun di kompleks SMA 1 Serasan sebanyak 282 orang. Adapun dari pendataan kerusakan, tercatat ada 30-an rumah yang tertimbun longsor. Bencana tanah longsor yang terjadi di Serasan dan Serasan Timur, terjadi pada Ahad (5/3/2023).

Dari kepolisian, Mabes Polri mengabarkan, tim evakuasi gabungan sudah diterjunkan untuk membantu proses pemulihan dan perbantuan penanganan longsor di Kepulauan Natuna. Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal (Brigjen) Ahmad Ramadhan mengatakan, tim evakuasi gabungan terdiri dari 159 personil Polri dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Selain itu kata Ramadhan, dari tim kepolisian juga menerjunkan anjing pelacak atau K-9 untuk membantu mencari korban yang masih dinyatakan hilang.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement