Jumat 24 Feb 2023 06:35 WIB

Sedia Payung, BMKG Prakirakan DKI Jakarta Diguyur Hujan Sepanjang Hari Ini

Seluruh wilayah DKI Jakarta dilanda hujan intensitas sedang dan berat.

Sejumlah pengunjung memadati Taman Margasatwa Ragunan di Jakarta, Ahad (1/1/2023). Badan Meteorologi Klimatologi dsb Geofisika (BMKG) memprakirakan DKI Jakarta akan diguyur hujan dari intensitas sedang hingga tinggi sepanjang hari ini, Jumat (24/2/2023).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah pengunjung memadati Taman Margasatwa Ragunan di Jakarta, Ahad (1/1/2023). Badan Meteorologi Klimatologi dsb Geofisika (BMKG) memprakirakan DKI Jakarta akan diguyur hujan dari intensitas sedang hingga tinggi sepanjang hari ini, Jumat (24/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi Klimatologi dsb Geofisika (BMKG) memprakirakan DKI Jakarta akan diguyur hujan dari intensitas sedang hingga tinggi sepanjang hari ini, Jumat (24/2/2023). Dari perkiraan cuaca yang diunggah website resmi BMKG, terlihat seluruh wilayah DKI Jakarta akan dilanda hujan intensitas sedang dan berat pada pagi hari.

Memasuki siang, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur akan dilanda hujan besar disertai petir. Sedangkan wilayah DKI yang lain dilanda hujan intensitas sedang.

Baca Juga

Memasuki malam, seluruh wilayah DKI Jakarta masih dalam kondisi diguyur hujan intensitas sedang kecuali kepulauan seribu yang diperkirakan hanya berawan saja.

Suhu DKI Jakarta diperkirakan akan berkisar 23 hingga 27 derajat celsius dan kelembaban udara 85-100 persen.

Sebelumnya, Deputi Bidang Meteorologi Guswanto mengatakan, BMKG sejauh ini telah memonitor perkembangan kondisi cuaca di seluruh wilayah Indonesia. Hasilnya, menunjukkan signifikansi dinamika atmosfer yang berdampak pada potensi peningkatan curah hujan di sejumlah wilayah di Indonesia pada 22-28 Februari 2023. 

“Potensi cuaca ekstrem ini dipicu oleh kondisi atmosfer yang mendukung pembentukan awan hujan lebih intensif dalam beberapa waktu kedepan, diantaranya aktivitas Monsoon Asia yang menguat,” kata Guswanto dalam keterangannya, Rabu (22/2/2023).

Tak hanya itu, cuaca ekstrem juga dipicu indikasi aktifnya seruakan dingin dari Asia serta adanya pusat tekanan rendah di Perairan Barat Australia dan pola sirkulasi angin yang terbentuk disekitar wilayah Indonesia. Dengan adanya hal tersebut, dia meminta berbagai pihak untuk bisa memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air untuk antisipasi curah hujan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement