REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nama Menteri BUMN Erick Thohir mulai diperhitungkan di dunia politik Indonesia. Sejumlah pihak bahkan menyebut Erick Thohir layak menjadi calon wakil presiden (cawapres) pada Pilpres 2024 karena dapat menjadi pemersatu pemilih Islam dari berbagai kelompok.
Deputi Direktur Eksekutif Populi Center Rafif Pamenang Imawan menuturkan Erick Thohir terus mengambil langkah strategis menyongsong kontestasi Pilpres 2024. "Kondisi demikian akan memberikan kredit elektoral untuk meningkatan elektabilitas secara signifikan," kata Rafif di Jakarta, Selasa (1/11/2022).
Karakteristik Erick Thohir yang terbuka, menurut Rafif, membuat mantan presiden Inter Milan itu mudah diterima oleh berbagai kelompok masyarakat. Erick Thohir dinilai Rafif memiliki daya tarik untuk bisa menyatukan suara umat.
“Misalnya saja Erick Thohir kemudian bisa masuk membangun basis dukungan kepada kelompok-kelompok Islam tetapi dari sisi yang lebih praktis,” kata Rafif.
Menurut Rafif, tidak banyak kelompok atau organisasi Islam mau dirangkul kolaborasi membangun bangsa. Di antaranya organisasi Islam besar di Indonesia yakni NU dan Muhammadiyah.
“Kita sudah tahu misalnya, jarang kelompok Islam atau misalnya warga Nahdiyin atau Muhammadiyah yang sebenarnya terbebas dalam dunia BUMN atau bisnis,” ucap Rafif.
Apalagi kini, lanjut dia, Erick Thohir kini menjadi figur yang mendapat perhatian besar dari masyarakat berkat kerja-kerja besar yang membawa program pro rakyat dalam memimpin Kementerian BUMN. Kondisi demikian, dia menyebutkan, tentu dapat menjadi modal kuat bagi Erick Thohir untuk meraup simpati masyarakat. Dengan begitu, semakin mudah bagi Erick Thohir dalam memantik perhatian publik.
“Kalau kita membicarakan tokoh politik, maka dia (Erick Thohir) paling tidak harus memiliki kemampuan untuk menggalang dukungan, membangun solidaritas sosial,” kata Rafif.