Selasa 09 Aug 2022 22:20 WIB

Tetapkan Ferdy Sambo Tersangka, Kapolri Lulus Ujian Terberat

Kasus Ferdy Sambo jadi ujian Kapolri di tengah menurunnya kepercayaan publik.

Rep: Mabruroh/ Red: Indira Rezkisari
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) didampingi Wakapolri yang juga Ketua Timsus Polri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono (kiri) berjalan sebelum memberikan keterangan pers terkait tersangka baru kasus dugaan penembakan Brigadir J  di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Timsus Polri secara resmi menetapkan mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo sebagai tersangka.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo (kanan) didampingi Wakapolri yang juga Ketua Timsus Polri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono (kiri) berjalan sebelum memberikan keterangan pers terkait tersangka baru kasus dugaan penembakan Brigadir J di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Timsus Polri secara resmi menetapkan mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo sebagai tersangka.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua SETARA Institute, Hendardi, mengatakan penetapan Ferdy Sambo (FS) sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir J merupakan sebuah langkah berani oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Hendardi menganggap, Kapolri telah lulus dari ujian terberatnya.

“FS tersangka, Kapolri lulus ujian terberat,” tulisnya dalam pesan teks, Selasa (9/8/2022).

Baca Juga

Ia melanjutkan, Tim Khusus yang dibentuk Kapolri telah membuktikan bahwa diplomasi kejujuran, transparansi dan kinerja berbasis data telah mengantarkan pada kesimpulan dan fakta dengan bukti permulaan yang cukup bahwa telah terjadi pembunuhan atas Brigadir J yang melibatkan Ferdy Sambo. Hendardi tidak menampik, bahwa pada awalnya Polri sempat terkesan sangat berhati-hati.

Ia menilai, karena peristiwa tersebut menyangkut perwira tinggi Polri yang juga berprestasi dan adanya suatu upaya menghalangi proses penegakan hukum (obstruction of justice). Belum lagi semburan informasi menyangkut kasus ini yang sangat masif membuat proses penyidikan sempat terhambat.

“Di tengah menurunnya kepercayaan publik pada institusi Polri, kasus ini sungguh menjadi ujian terberat bagi Kapolri. Meskipun akhirnya Jenderal Listyo Sigit Prabowo lulus dari ujian tersebut,” ujarnya.

Ia melanjutkan, pengungkapan keterlibatan Ferdy Sambo dalam peristiwa pembunuhan ini menjadi pembelajaran sangat penting. Bahwa oleh faktor-faktor tertentu anggota Polri dan juga penegak hukum lainnya dapat saja terlibat suatu perbuatan yang melanggar hukum.

“Dalam sebuah korps, naughty cop dan clean cop akan selalu ada. Tetapi, sebagai sebuah instrumen penegakan hukum, institusi Polri tetap harus menjalankan tugas legal dan konstitusionalnya menegakan keadilan,” kata dia. “Polri harus diawasi dan dikritik tetapi sebagai sebuah mekanisme tentu harus dipercaya.”

Menurutnya, langkah maju Polri dalam penanganan kasus ini telah memutus berbagai spekulasi dan politisasi yang mengaitkan peristiwa ini dengan banyak hal di luar isu pembunuhan itu sendiri. Meskipun motif pembunuhan itu mungkin belum terungkap, tetapi penetapan tersangka Ferdy Sambo telah memusatkan kepemimpinan penyidikan Polri mengalami kemajuan signifikan. Juga memutus politisasi oleh banyak pihak yang berpotensi menimbulkan ketidakstabilan politik dan keamanan.

“Capaian ini bukan hanya ditujukan untuk menjaga citra Polri semata, tetapi yang utama menunjukkan bahwa kinerja instrumen keadilan ini masih bekerja dan dipercaya,” tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement