REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendorong Ketua Majelis Syura PKS, Salim Segaf Al-Jufri untuk tampil secara nasional di 2024. Namun tampilnya tersebut bukan untuk menjadi calon presiden (capres), melainkan maju sebagai tokoh yang memberikan peran besar untuk bangsa.
"Kita ini bicaranya masih bagaimana Ketua Majelis Syuro yang diputuskan untuk menjadi tokoh nasional, yang kita berharap juga punya peran-peran besar secara nasional," ujar Ketua Fraksi PKS DPR Jazuli Juwaini.
PKS, jelas Jazuli, dikenal sebagai partai yang memiliki sistem dan manajemen yang berjalan dengan baik. Namun, partainya dianggap minim figur yang dapat maju dalam kontestasi nasional.
"Dalam Rapat Majelis Syuro PKS, sebagai tanggung jawab politik, PKS juga harus mendorong tokohnya, dalam hal ini Ketua Majelis Syuro untuk tampil secara nasional," ujar Jazuli.
Ia juga menyampaikan, keputusan terkait sosok yang akan didukung oleh PKS dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 belumlah final. PKS disebutnya terbuka dengan partai manapun untuk berkoalisi.
"Belum ada yang secara definitif (mendeklarasikan sebagai capres), cuma kemauan ini-ini, semuanya masih tafsir. Belum ada yang mengumumkan secara definitif, apalagi PKS yang masih butuh banyak mitra dalam pencalonan," ujar Jazuli.
Sementara itu, Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al-Jufri mengatakan bahwa belum ada keputusan final terkait sosok yang akan didukung sebagai capres pada 2024. Ia menyampaikan, pihaknya juga realistis tak bisa mengusung kadernya maju sebagai capres.
"Kita realistis, sebab untuk maju kan butuh 20 persen. Suara kita hanya 8 sampai 9 persen, jadi kita harus realistis juga," ujar Salim.
Berdasarkan hasil pemilihan umum (Pemilu) 2019, PKS memperoleh sebanyak 11.493.663 suara atau 8,21 persen. Salim menjelaskan, jumlah tersebut masih belum dapat memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebesar 20 persen.
"Itu yang perlu kita pahami, konstelasi dan kondisi yang ada dan komunikasi dengan partai-partai lain itu tetap kita bangun. Sebab untuk maju, tidak mungkin PKS maju dengan 8 sekian persen," ujar mantan Menteri Sosial itu.