Ia menyatakan untuk wilayah desa/ kelurahan yang masuk zona merah dan oranye, agar menyiapkan tempat untuk isolasi mandiri terpusat. Selain itu, Puskesmas bersama dukungan Babinsa, Babinkamtibmas akan menggalakkan tracing.
Untuk dukungan peralatan setidaknya ada alat rapid test antigen yang nanti akan didistribusikan hinga di tingkat desa/ kelurahan. “Teknisnya bagaimana, masih akan kami finalkan,” tambah gubernur.
Dengan demikian, lanjutnya, Jawa Tengah telah siap melaksanakan PPKM skala Mikro. Bahkan terkait kesiapan ini juga sudah disampaikan kepada seluruh bupati/wali kota di daerahnya untuk mempersiapkan.
Gubernur juga mendorong masing-masing kabupaten/kota untuk memilah daerah mana yang masuk resiko tinggi, sedang atau ringan. Di tempat-tempat itu, wajib disiapkan tempat isolasi terpusat untuk penanganan kasus Covid-19.
Selain itu, Puskesmas yang ada juga harus dioptimalkan. “Peralatan nanti akan kami dukung, setidaknya ada rapid antigen di setiap Puskesmas. Untuk teknisnya, nanti pak Sekda akan membahas lebih detail dengan seluruh kabupaten/ kota,” tambahnya.
PPKM mikro, lanjutnya, akan diterapkan di seluruh Jawa Tengah dengan melihat zonasi yang ada. Dari peta zonasi yang sudah ada sampai desa/ kelurahan diharapkan PPKM skala Mikro bisa dilaksanakan dengan optimal.
Khusus untuk Jawa Tengah, pelaksanaan PPKM skala Mikro bakal didukung dengan gerakan Jogo Tonggo yang sudah berjalan. Menurutnya, gerakan itu sudah berjalan bagus dan bisa dioptimalkan untuk mendukung program ini.
“Ada beberapa desa di jawa Tengah yang sudah punya pengalaman unik tapi berhasil. Kami harap itu bisa ditiru dan dilaksanakan di desa yang ada di daerah lainnya,” tandas gubernur.