REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus virus corona SARS-CoV2 (Covid-19) di Tanah Air melonjak dalam beberapa waktu terakhir dan membuat rumah sakit rujukan yang menangani virus ini penuh. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin (BGS) pun terimbas keluhan sulitnya mendapatkan ruang perawatan Covid-19.
Budi mengaku, mendengar keluhan dari saudaranya hingga anggota dewan perwakilan rakyat (DPR) karena tidak bisa mendapatkan ruang rawat inap di fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL). Ia mendapatkan laporan dari berbagai pihak bahwa ketika tengah sakit dan harus dirawat di RS, fasilitas rumah sakit penuh.
"Semua orang complain, mulai dari tante saya, teman, sampai anggota DPR karena tidak tahu mana RS yang ada pasien dan mana yang penuh," katanya saat mengisi konferensi virtual Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bertema penandatangan Surat Keterangan Bersama antara Menkes dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Selasa (12/1).
Kemudian, dia melanjutkan, orang-orang yang mengeluhkan penuhnya fasilitas kesshatan ini baru bisa mendapatkan informasi setelah menelpon Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir sebagai pejabat yang menguasai informasi RS di Tanah Air. Tak hanya penuhnya RS, Budi menyebutkan kini banyak dokter spesialis yang tidak dimiliki negeri ini akibat pandemi.
Oleh karena itu, dia menyarankan dokter spesialis bisa praktik dengan telemedicine remote sehingga jangkauannya bisa luas.