REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- PT Angkasa Pura II selaku otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim II (SSK II) di Kota Pekanbaru, Riau, menyatakan rugi sedikitnya Rp 12 miliar. Kerugian itu sejak awal tahun akibat dampak menurunnya jumlah penumpang karena harga tiket pesawat mahal.
"Total kerugian kalau sudah tiap bulan rata-rata Rp 3 miliar, sudah berlangsung empat bulan, ya sudah Rp 12 miliar kerugian yang minimum kita rasakan," kata Executive General Manager Bandara SSK II, Jaya Tahoma Sirait di Pekanbaru, Rabu (8/5).
Ia mengaku gagal faham mengapa perusahaan maskapai penerbangan tak kunjung menurunkan harga tiket pesawat. Padahal Menteri Perhubungan Budi Karya sudah memerintahkan hal tersebut berkali-kali. Sedangkan, PT Angkasa Pura II sebagai operator bandara tidak punya wewenang dalam penentuan harga tiket pesawat.
"AP II sebagai operator bandara tak punya wewenang untuk menekan harga tiket, hanya bisa mengimbau. Penyebab kenaikan ini juga kita masih bingung. Salah satunya menurut mereka adalah avtur, tapi avtur kan dibandingkan dengan luar negeri masih sama," katanya.
Ia mengatakan dampak harga tiket mahal terhadap jumlah penumpang sangat signifikan. Sejak awal tahun rata-rata jumlah penumpang pesawat dari dan menuju Bandara Pekanbaru anjlok 28 hingga 30 persen. Jumlah penerbangan sebenarnya juga terkena dampak karena frekuensi penerbangan datang dan pergi ke Pekanbaru berkurang 28 penerbangan dalam sehari.
Penerbangan internasional juga lesu karena maskapai Air Asia membatalkan penerbangan ke Kuala Lumpur, Malaysia, sejak 7 hingga 23 Mei 2019. "Alasannya karena alasan operasional, tetapi biasanya memang jumlah penumpang yang sedikit," katanya.
Harga tiket pesawat untuk rute Pekanbaru ke Bandara Soekarno-Hatta maupun Halim Perdanakusuma di Jakarta masih bertahan di atas Rp 1 juta per orang. "Harga tiket sekarang sudah sama dengan harga tiket Lebaran," kata Jaya.