REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengaku siap memberikan klarifikasi jika diperlukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Klarifikasi terkait namanya yang ikut disebut oleh tersangka kasus jual beli jabatan di Kementeria Agama, Romahurmuziy alias Romi.
"Kami harus support, dan yang dikakukan KPK adalah dalam rangka membangun kepercayaan kepada masyarakat," ujarnya kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu (23/3).
Kesiapan Khofifah mendatangi KPK tidak lepas dari pernyataan Romahurmuziy (akrab disapa Romi) mengakui terkait dengan jabatan Haris Hasanuddin sebagai kakanwil (yang saat ini statusnya tersangka kasus suap) merupakan rekomendasi dan menerima aspirasi dari Kiai Asep. Romi juga mengaku mendengarkan aspirasi dari Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Khofifah menegaskan, bahwa komitmennya untuk membangun pemerintahan yang bersih dan menjaga bahwa tidak boleh ada jual beli jabatan. "Saya rasa semua akan mendukung dan saya siap menyampaikan klarifikasi," ucap gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut.
Menyinggung tentang pengakuan Romi, Khofifah yang juga mantan Menteri Sosial itu mengaku kaget dan meminta wartawan untuk mengonfirmasikannya langsung kepada Romi. "Saya juga kaget. Rekomendasi dalam bentuk apa yang saya sampaikan. Jadi, sebaiknya teman-teman bisa mengonfirmasi kepada Mas Romi," katanya.
Ketika ditanya kedekatan dengan kepala Kanwil Kemenag Jatim Haris Hasanudin, Khofifah mengatakan bahwa dirinya tidak mengenal secara personal. Meski, diakuinya telah mengetahui Haris adalah menantu Roziqi, mantan ketua tim suksesnya pada Pilgub Jatim 2018.
"Kalau kenal secara personal, tidak. Akan tetapi bahwa beliau pernah Kepala Kantor Kemenag Surabaya, sempat Plt. Kakanwil Kemenag Jatim, dan saya pernah ketemu sekali di pengajian," kata Khofifah.
Selain itu, diakuinya ia pernah bertemu Haris di Rekerpim setelah menjadi gubernur, serta saat dilakukan audiensi di Gedung Negara Grahadi mendiskusikan dari data yang disurvei oleh UIN Syarif Hidatullah. "Saya minta sama-sama pemetaan, Pak Haris datang dengan tim dan saya juga menerima dengan tim,"
Kabiro Humas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menegaskan pihaknya tak mau terburu-buru menindaklanjuti pernyataan mantan Ketua Umum PPP M Romahurmuziy (Romi) yang menyebut Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa ikut merekomendasikan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur Haris Hasanuddin. Namun, sambung Febri bila dibutuhkan penyidik, Khofifah dan pihak lainnya yang disebutkan Romi, akan dimintai keterangannya.
"Nanti nama-nama atau informasi-informasi atau hal-hal lain itu sebenarnya bisa disampaikan langsung kepada penyidik kalau memang relevan. Jadi relevansinya harus kita lihat, bisa saja orang-orang menyebut nama siapapun namun tentu KPK punya tanggungjawab untuk melihat ada atau tidak relevansinya dengan pokok perkara," kata Febri di Gedung KPK Jakarta, Jumat (22/3).
Sebelumnya, Romi menyebut nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga ikut memberikan rekomendasi terhadap dirinya bahwa Haris adalah benar-benar orang yang berkualitas dan berkompeten. Haris adalah salah satu dari tiga tersangka dalam perkara dugaan jual beli jabatan di Kemenag RI yang menjerat Romi.
"Saya meneruskan aspirasi, misalnya, contoh saudara Haris Hasanuddin. Memang dari awal saya menerima aspirasi itu dari ulama seorang Kiai, Kiai Asep Saifuddin Halim yang dia adalah seorang pimpinan ponpes besar di sana, dan kemudian ibu Khofifah Indar Parawansa, misalnya, beliau Gubernur terpilih yang jelas-jelas mengatakan 'mas Romi, percayalah dengan Haris, karena Haris ini orang yang pekerjaannya bagus'. Sebagai gubernur terpilih pada waktu itu beliau mengatakan 'kalau mas Haris saya sudah kenal kinerjanya, sehingga ke depan sinergi dengan pemprov itu lebih baik'. Nah, misalnya meneruskan aspirasi itu dosa? terus kita ini mengetahui kondisi seseorang dari siapa? Tetapi kan itu tidak kemudian menghilangkan proses seleksinya," ungkap dia.