REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Tengah berharap pemerintah pusat membantu untuk menekan kenaikan harga tiket pesawat dan juga penerapan bagasi berbayar. Wakil Bupati Lombok Tengah Pathul Bahri mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat dan penerapan bagasi berbayar saat low season juga berdampak bagi sektor pariwisata di Lombok Tengah.
"Tentu kita berharap pemerintah pusat lebih intens membantu kita terkait dengan persoalan penerbangan ini," ujar Pathul di sela-sela parade budaya Festival Pesona Bau Nyale di Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (23/2).
Pathul menyampaikan, sektor pariwisata di Lombok pada umumnya sedang berjuang pulih pascabencana gempa pada tahun lalu. Kata Pathul, meski destinasi wisata di Lombok Tengah seperti kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika tidak terdampak gempa, namun penurunan wisatawan juga berdampak bagi sektor pariwisata di Lombok Tengah. Pathul bersyukur pemerintah pusat dan pemerintah daerah memilih Festival Pesona Bau Nyale 2019 sebagai salah satu kalender pariwisata nasional.
Festival Pesona Bau Nyale 2019 berlangsung sejak 19 Februari hingga 25 Februari dengan sejumlah rangkaian acara budaya tentang legenda Si Putri Mandalika yang diharapkan kembali menarik minat wisatawan datang ke Lombok Tengah. "Dengan event-event seperti ini kita tetap optimistis memenuhi target empat juta wisatawan (ke NTB pada 2019)," kata Pathul.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Tengah Lalu Putria mengatakan, kenaikan harga tiket pesawat dan bagasi berbayar sangat terasa bagi sektor pariwisata Lombok Tengah. Putria menilai, meski tidak separah Lombok Barat dan Lombok Utara, destinasi wisata di Lombok Tengah juga terkena imbas dari dampak bencana dengan adanya penurunan kunjungan wisatawan.
"Dampak daripada gempa sangat terasa untuk penurunan jumlah turis, ditambah lagi dengan adanya kenaikan harga tiket yang sangat tinggi dan bagasi berbayar. Kami harap kepada pemerintah jangan sampai ini terus berlangsung," ucap Putria.
Putria menilai, penurunan tingkat kunjungan wisatawan berdampak bagi sektor UMKM dan para pengrajin suvenir khas Lombok.
"Sekarang para tamu berkurang datang, dan pengrajin, UMKM juga menangis karena dagangannya tidak laku, karena para tamu tidak bisa bawa barang dari Lombok karena bagasi bayar," ujar dia.