REPUBLIKA.CO.ID, PRAYA -- Bupati Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Pathul Bahri mengatakan, tradisi budaya menenun yang ada di Desa Wisata Sukarara ini harus terus dipertahankan dan dilestarikan untuk mendukung industri kain tenun di daerah ini.
"Budaya tenun kain ini harus kita lestarikan bersama untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat," katanya saat acara begawe Jelo Nyesek (menenun masal) yang digelar di Desa Wisata Tenun Sukarara, Kecamatan Jonggat, Sabtu (8/7/2023).
Pembangunan di Lombok Tengah ini dilakukan menjadi tiga bagian yakni di utara, tengah dan selatan. Seperti di tengah ini ada pertanian dan kegiatan industri, termasuk budaya menenun yang ada di Desa Sukarara.
"Masyarakat Lombok Tengah harus mempertahankan budaya tenun kain Nyesek ini," katanya.
Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah provinsi dan pemerintah desa serta masyarakat yang telah mendukung ajang Festival Begawe Jelo Nyesek 2023 ini.
Pemerintah provinsi maupun pemerintah daerah serta pemerintah desa terus bersinergi dan berkolaborasi untuk melestarikan budaya tenun yang ada di NTB.
"Sinergitas semua pihak harus terus ditingkatkan untuk mendukung industri tenun ini," katanya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Begawe Jelo Nyesek 2023, Syamsul Bahri mengatakan, ajang ini melibatkan 2023 penenun yang merupakan warga di Desa Sukarara.
Selain kegiatan menenun, beberapa kegiatan lainnya telah dilaksanakan untuk mendukung ajang Begawe Jelo Nyesek 2023.
"Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat atau para penenun di Desa Wisata Sukarara," katanya.
Ajang ini juga sebagai bentuk momentum untuk meningkatkan promosi wisata di Lombok Tengah, sehingga bisa meningkatkan kunjungan wisatawan.
"Ini untuk mendukung peningkatan kunjungan wisatawan di Lombok Tengah," katanya.
Puncak begawe jelo Nyesek itu juga dihadiri Gubernur NTB Dr Zulkiflimansyah, Kepala OPD Lombok Tengah, tokoh pemuda dan masyarakat setempat.