Kamis 20 Nov 2025 18:11 WIB

Langgar Gencatan, Israel Perluas Pencaplokan Gaza

Israel memajukan batas kuning sepanjang 300 meter.

Warga Palestina, Amal Alyan bersama keluarganya berjalan di lingkungan rumah mereka yang hancur akibat serangan Israel, di Kota Gaza, Ahad (26/10/2025).
Foto: REUTERS/Ebrahim Hajjaj
Warga Palestina, Amal Alyan bersama keluarganya berjalan di lingkungan rumah mereka yang hancur akibat serangan Israel, di Kota Gaza, Ahad (26/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Pasukan Israel memperluas wilayah Gaza yang mereka caplok, hal yang melanggar kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan Oktober lalu. Pasukan Israel dilaporkan memajukan batas garis kuning, membuat warga Gaza makin terkurung di bagian barat Gaza.

Kantor Media Pemerintah Gaza mengecam “pelanggaran gencatan senjata” baru Israel hari ini, menyusul serangan Israel kemarin yang menewaskan puluhan orang. Dalam sebuah pernyataan, kantor tersebut mengatakan pasukan dan tank Israel telah maju di timur Kota Gaza, memindahkan penanda kuning yang menggambarkan garis kuning yang seharusnya mereka tarik di bawah gencatan senjata sekitar 300 meter.

Baca Juga

Serangan tersebut – yang merupakan “pengabaian terang-terangan” terhadap perjanjian gencatan senjata – telah menyebabkan puluhan keluarga yang tinggal di wilayah tersebut “terkepung”, kata kantor tersebut. “Nasib banyak dari keluarga-keluarga ini masih belum diketahui di tengah penembakan yang menargetkan daerah tersebut,” katanya.

Pernyataan tersebut mendesak mediator internasional, terutama Presiden AS Donald Trump, untuk melakukan intervensi guna “menghentikan kejahatan ini” dan memaksa Israel untuk menghormati perjanjian gencatan senjata. Dikatakan bahwa “diamnya mediator dan penjamin” di tengah pelanggaran yang dilakukan Israel “tidak lagi dapat diterima”.

Sumber-sumber lokal dikutip Aljazirah mengiyakan pasukan Israel telah maju sejauh 300 meter ke kawasan Shujayea di bagian timur Kota Gaza, memperluas garis kuning dan mengubah batas-batas penandanya.

photo
Peta garis penarikan pasukan IDF di Jalur Gaza yang diusulkan Presiden AS Donald Trump. Peta itu menunjukkan wilayah Gaza yang menyusut. - (Truth Social)

Tentara Israel terlihat memasang balok kuning dan tanda untuk mengidentifikasi garis tersebut. Namun seluruh perbatasannya belum ditandai, sehingga banyak warga Palestina yang tidak mengetahui secara pasti di mana letaknya.

Dengan dorongan terbaru di Shujayea Kota Gaza, semakin banyak warga Palestina yang tidak dapat mencapai rumah mereka. Orang-orang mengatakan ini adalah sebuah pemenjaraan, karena mereka didorong dan didesak ke bagian barat Gaza.

Israel telah membunuh 32 warga Palestina, termasuk 12 anak-anak dan delapan wanita, dan melukai 88 lainnya dalam 24 jam terakhir di Jalur Gaza, menurut Kementerian Kesehatan wilayah tersebut.

Satu jenazah juga ditemukan dari puing-puing serangan Israel sebelumnya, kementerian menambahkan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di Telegram. Sejak gencatan senjata 10 Oktober, Israel telah menewaskan 312 orang dan melukai 760 lainnya, katanya.

Jumlah total warga Palestina yang terbunuh oleh pasukan Israel sejak 7 Oktober 2023 meningkat menjadi 69.546 orang, dengan 170.833 orang terluka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement