REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Relawan Pengusaha Muda Nasional untuk Jokowi-KH Maruf Amin (Repnas) Jawa Timur memperkuat konsolidasi dalam upaya memenangkan pasangan Capres-Cawapres nomor urut 01 tersebut. Ketua Repnas Jatim, Mufti Anam mengatakan, pihaknya bakal fokus meraih suara dari pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), pengusaha muda, dan pemilih pemula untuk pasangan Capres-Cawapres yang didukungnya.
“Repnas ini kelompok relawan pendukung Pak Jokowi dari kalangan pengusaha muda. Fokus kita menggarap segmen pemilih anak-anak muda, khususnya yang mulai menekuni bisnis. Kita juga jaring UMKM dan ibu-ibu yang mulai berbisnis,” ujar Mufti di Surabaya, Kamis (13/12).
Mufti mengaku, Repnas telah menggerakkan jaringan yang dimilikinya untuk menggaet suara bagi Jokowi-KH Maruf. Dimana para pengusaha muda yang menurutnya berjejaring, sudah dioptimalkan di seluruh daerah untuk memberikan suaranya bagi pasangan Jokowi-Maruf.
"Termasuk kami cukup intens berkoordinasi dengan mahasiswa di kampus-kampus yang baru merintis bisnis, karena kami saling menguatkan dan mendukung mereka yang benar-benar mulai nol dalam berbisnis,” ujar Mufti.
Mufti juga mengaku, jaringan Repnas kerap mendampingi kelompok ibu-ibu yang merintis usaha di kampung-kampung, seperti usaha kue kering, jajanan pasar, nasi bungkus, dan beragam kerajinan tangan. Pada kesempatan tersebut, pihaknya selalu berupaya mengkampanyekan pentingnya memilih kembali Jokowi sebagai presiden.
"Ini bukan orang per orang, bukan soal Pak Jokowi, ini kepentingan nasional, bahwa pembangunan yang sudah sangat baik di era Pak Jokowi bisa terus berkelanjutan,” kaya Mufti.
Mufti mengatakan, Presiden Jokowi layak didukung karena terbukti berkinerja sangat baik. Pembangunan infrastruktur merata hingga ke Indonesia Timur dan kawasan perdesaan. Dia menambahkan, secara ekonomi, Indonesia juga sudah masuk jajaran “One Trillion Dollar Club” atau negara dengan produk domestik bruto 1 triliun dolar AS per tahun.
“Bahkan, Indonesia diprediksi masuk dalam lima besar negara dengan perekonomian terkuat di dunia pada 2030,” ujarnya.