REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah organisasi relawan atau pendukung Joko Widodo (Jokowi) masih bungkam mengenai rencana selanjutnya Presiden ke-7 RI tersebut di kancah politik. Pascadipecat PDIP, langkah Jokowi masih misterius, apakah akan membuat parpol baru atau bergabung dengan parpol yang sudah ada.
Beberapa waktu lalu sempat beredar kabar bahwa Jokowi akan masuk Partai Golkar. Apalagi, Jokowi pernah mengenakan dasi berwarna kuning seolah memberi sinyal bergabung. Pihak Golkar pun tidak mengamini tapi tak menolak juga soal isu tersebut. Tapi hingga Puncak HUT Ke-60 Partai Golkar pada 12 Desember 2024, Jokowi tak kunjung diumumkan sebagai bagian dari partai berlambang pohon beringin itu.
Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Projo Handoko pernah mengatakan pada 18 Desember 2024 bahwa organisasinya siap berubah menjadi partai dan kendaraan politik bagi Jokowi pascadipecat dari PDIP. Handoko mengatakan, pintu Projo akan selalu terbuka untuk Jokowi.
Namun demikian, Handoko mengaku sampai saat ini belum ada pembicaraan serius antara pihak Projo dan Jokowi terkait rencana tersebut. Sehingga ia tidak mau berspekulasi tentang hal tersebut dan tetap menunggu langkah Jokowi terhadap Projo.
"Belum (belum ada pembicaraan dengan Jokowi), nanti di saat yang tepat pasti kita bicarakan," kata Handoko beberapa waktu lalu.
Tapi hingga saat ini, Projo memilih bungkam soal langkah Jokowi berikutnya. Ketua Projo, Budi Arie Setiadi dan Handoko tak merespons Republika saat dicecar selama dua hari terakhir mengenai nasib Jokowi di kancah perpolitikan nasional.
Sedangkan Ketua Umum Jaringan relawan Alap-Alap Jokowi (AAJ), Muhammad Isnaini juga mengunci mulutnya rapat-rapat soal rencana Jokowi. Isnaini merasa tak berwenang memberi tanggapan mengenai keikutsertaan Jokowi dalam percaturan politik. "Aduhhh, saya nggak tahu," ujar Isnaini.
Isnaini memandang hanya Jokowi sendiri yang berwenang mengumumkan langkah selanjutnya di kancah politik. "Saya tidak punya hak. Silakan langsung ke beliau (Jokowi) nggih," ujar Isnaini.