Ahad 11 Mar 2018 09:16 WIB

SBY dan Jokowi Hanya Menunjukkan Kesopanan Politik Saja

Terlalu jauh kalau pernyataan SBY sebagai bentuk keputusan berkoalisi

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjabat tangan dengan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) disaksikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjabat tangan dengan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kiri) disaksikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat 2018 di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pernyataan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang membuka peluang bergabung dengan koalisi pengusung Jokowi, dianggap tidak akan punya nilai apapun. Pernyataan SBY di hadapan Jokowi hanyalah sikap kesopanan politik.

“Pak SBY dan Pak Jokowi sedang mempertontonkan kesopanan politik saja,” kata Founder Lembaga Survei Kedai Kopi, Hendri Satrio, Ahad (11/3). Masih terlalu jauh kalau pernyataan SBY tersebut sudah berarti Demokrat akan mendukung Jokowi.

Hendri mengatakan hal itu juga sudah dilakukan Jokowi saat  putra SBY, Agus Hari Murti Yudhoyono (AHY ) saat mengantar undangan. “Sebelum ada kata kongkrit, saya rasa tidak akan terjadi itu,” ungkapnya.

SBY dan Demokrat, kata Hendri, masih memiliki peluang untuk mengusung capres-cawapres dalam koalisi yang mereka bangun sendiri.

Kemungkinan Demokrat akan memunculkan sejumlah nama. Hal ini, ungkap Hendri, karena di Demokrat tidak hanya ada nama AHY saja. Tetapi ada juga Tuan Guru Bajang (TGB).

“Tapi kalau disodori TGB ada kemungkinan akan diambil Jokowi. Kalau tidak maka TGB bisa jadi kompetitor yang serius buat Jokowi,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement