Selasa 16 Jan 2018 09:30 WIB

Warga Semakin Sadar Laporkan Kasus Kekerasan Seks pada Anak

Rep: Andrian Saputra/ Red: Esthi Maharani
 Ilustrasi kekerasan pada anak.  (ilustrator: Ananda Luriana)
Ilustrasi kekerasan pada anak. (ilustrator: Ananda Luriana)

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO --- Laporan kasus kekerasan seks yang dialami anak-anak di Kota Solo menjadi paling tinggi diantara deretan kasus-kasus terhadap anak-anak. Dinas Sosial Kota Solo mencatat laporan kasus kekerasan seks yang dialami anak pada 2017 mencapai 17 kasus. Hal ini dinilai sebagai indikasi meningkatnya  kesadaran masyarakat untuk melaporkan kasus kekerasan seks pada anak.

"Sekarang banyak yang speak up, apalagi di Solo banyak yang menangani soal anak," tutur Psikolog Dinas Sosial Kota Solo, Wiwik Widiyanti pada Senin (15/1).

Dari 77 laporan kasus terkait anak sebanyak 17 laporan merupakan kasus kekerasan seks pada anak, 8 kasus terkait laporan anak terlantar, 9 kasus penganiayaan pada anak, 9 kasus perusakan oleh anak, 3 kasus terkait aksesabilitas sekolah, 2 kasus HIV dan 2 kasus terkait adiksi gim.

Sementara laporan kasus lainnya kaitannya dengan masalah anak seperti anak hilang, penculikan, tak sekolah, kebakaran, anak jalanan, kenakalan remaja, hingga perebutan hak asuh semuanya terdapat 1 kasus.

Kendati demikian terdapat sekitar 138 anak di kota Solo termasuk ke dalam resiko tinggi menghadapi masalah-masalah anak. Jumlah tersebut berasal dari keluarga kategori rumah tangga sangat miskin yang terdapat di lima Kelurahan di Solo diantaranya Mojosongo, Jebres, Kadipiro, Nusukan, dan Semanggi.

 

Wiwik mengatakan terhadap korban yang telah melaporkan kasusnya pada Dinas Sosial, pihaknya langsung memberikan pendampingan dan penanganan cepat melalui Pelayanan Terpadu Untuk Perempuan dan Anak (PTPAS). Korban diberikan pendampingan psikologi untuk menghilangkan trauma akibat masalah-masalah yang dialaminya.

Kekerasan seks terhadap anak juga rentan terjadi pada anak-anak jalanan. Meski demikian, Kepala Satpol PP Kota Solo, Sutarjo yang dikonfirmasi terpisah menjamin kota Solo sudah bebas dari anak-anak jalanan. Hal tersebut dibuktikan dengan nihilnya anak jalanan dalam razia rutin tiap pekannya.

"Anak jalanan sudah tidak ada di Solo, beberapa tahun lalu memang di Sriwedari ada itu anak-anak punk tapi kami razia, setelah itu tak ada lagi sampai sekarang," tutur Sutarjo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement