REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Polrestabes Medan dibantu Polda Sumut mengerahkan kendaraan operasional untuk membantu masyarakat yang terlantar akibat aksi mogok massal sopir angkot hari ini, Rabu (13/12). Ratusan kendaraan dikerahkan untuk mengangkut ribuan warga, termasuk pelajar, PNS, karyawan swasta, dan pedagang.
Wakapolrestabes Medan AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, pihaknya menyediakan 200 unit roda dua, 50 unit double kabin, 10 unit bus. Selain itu, Polrestabes Medan juga dibantu Polda Sumut dengan menurunkan 15 unit truk, 35 unit roda dua dan 100 mobil lain. Adanya pengerahan mobil operasional ini diharap dapat dimanfaatkan warga yang terlantar untuk ke tempat tujuan mereka.
"Kami tetap menyiagakan personel BKO, Polda, Sat Brimob Polda, jajaran Polrestabes Medan, termasuk armada, kami siapkan untuk membantu kelancaran masyarakat berpindah ke tempat lain. Kami fasilitasi dengan kendaraan dinas yang ada di Polrestabes Medan maupun di Polda Sumut," kata Tatan, Rabu (13/12).
Tatan mengatakan, pengerahan mobil operasional ini dilakukan sejak pagi di mana fokusnya adalah untuk mengangkut pelajar, mahasiswa dan pekerja. Mereka diantar hingga ke daerah tetangga, seperti Binjai dan Deli Serdang.
Polrestabes Medan dibantu Polda Sumut pun masih menempatkan ratusan personel di beberapa titik untuk mencegah adanya aksi sweeping dan potensi kriminal lain.
"Kami juga mengantisipasi apabila ada aksi-aksi yang melakukan sweeping," ujar Tatan.
Menurut Tatan, Polrestabes Medan akan tetap bersiaga hingga besok jika aksi mogok sopir angkot masih berlanjut. "Kami tetap siaga dan selalu bersiaga memberikan kenyamanan bagi masyarakat," kata dia.
Mogoknya ribuan angkot di kota Medan ini merupakan bentuk protes mereka terhadap semakin banyaknya angkutan transportasi online. Selain polisi, Pemerintah Kota Medan juga telah menurunkan kendaraan operasionalnya untuk membantu warga.