Jumat 27 Oct 2017 11:26 WIB

Tingkatkan Kualitas SDM, Pakde Karwo Belajar dari 3 Negara

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Gubernur Jawa Timur Soekarwo
Foto: Republika/Soekarwo
Gubernur Jawa Timur Soekarwo

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengungkapkan beberapa program yang akan direalisasikan di 2018. Salah satu yang menjadi prioritas pemerintah Provinsi Jawa Timur adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. 

Soekarwo ingin SDM di Jawa Timur benar-benar memiliki daya saing sehingga tidak terjebak dalam jebakan yang bisa menurunkan kualitas. “Kami akan bertemu dengan pemerintah provinsi dari Cina, India dan Vietnam untuk mendiskusikan bagaimana cara agar kita tidak terkena trap atau jebakan dalam pembangunan SDM yang perlu daya saing," kata Soekarwo di Surabaya, Jumat (27/10).

Pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu melanjutkan, fokus peningkatan kyalitas sumber daya manusia di Jawa Timur akan dilakukan di Madura. Selain itu, titik fokus lainnya adalah di bagian timur Jatim, atau yang biasa disebut Tapal Kuda, yakni meliputi Pasuruan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Situbondo, Bondowoso, dan Banyuwangi.

Selain peningkatan kualitas SDM, program unggulan Pemprov Jatim di 2018 adalah bagaiman bahan baku hasil pertanian dan perikanan bisa diolah oleh petani sebelum dijual. Artinya, bahan baku hasil pertanian seperti padi, biji kopi, kakao, ikan lele, keparu, dan sebagainya bisa tidak semuanya diolah di perusahaan besar.

Pakde Karwo mencontohkan, saat ini, banyak petani kopi yang menjual hasil panennya masih dalam bentuk biji. Pakde Karwo berharap, nantinya biji kopi yang dinual petani sudah dalam bentuk bubuk. 

"Jadi nanti sebelum dijual disangrai dulu pakai alat, dijadikan bubuk baru dijual. Kalau lele bisa jadi tepung, jadi abon baru dijual," ujar Pakde Karwo.

Terkait pembiayaan, lanjut Pakde Karwo, nantinya para petani akan diberikan kredit murah. Bahkan, dia melanjutkan, bisa jadi subsidi pupuk yang ada saat ini dicabut untuk dialihkan ke kredit murah. 

"Setelah kita lakukan simulasi di Jombang dan Kediri, itu subsisdi pupuk itu hanya memberikan nilai tambah 26 persen. Tapi kalau subsidi pupuk dicabut dan diberikan suku bunga murah, dan dilakukan proses industrialisasi itu nilai tambahnya bisa 66 persen," kata Pakde Karwo. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement