REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrat Benny K Harman menilai cicitan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat kemarin merupakan salah satu bentuk keprihatinan kepada bangsa. SBY, kata ia, tak bermaksud menyinggung siapapun.
"Pak SBY tidak menyinggung siapa-siapa, tapi sebagai bentuk kepeduliannya kepada bangsa terhadap berita-berita hoax," ujar Benny, Sabtu (21/1).
Wakil Ketua Komisi III enggan berspekulasi lebih jauh soal cicitan tersebut. Namun menurutnya, bila hoax dan fitnah tidak diantisipasi dan dicegah, potensi benturan dan konflik antar kelompok suku, agama bisa terjadi. Karena itu pula pentingnya menjaga pluralisme dalam kehidupan berbangsa.
"Pluralisme harus menjadi pedoman hidup demi menjaga persatuan dan kesatuan antar suku bangsa dan agama. Tentunya Plularisme ini harus dijaga keberadaanya di Indonesia," terang Benny.
Sementara itu, SBY dan Cagub DKI Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dipastikan hadir dalam kegiatan puncak perayaan Natal Nusantara Partai Demokrat 2016 di JHCC, Senayan Jakarta, Sabtu (21/1). SBY juga dijadwalkan akan memberi sambutan pada acara tersebut.
"Pak SBY hadir, karena akan memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut, begitu juga dengan Pak Agus kita undang serta beberapa pimpinan partai politik," kata ketua panitia, Benny K Harman.
Pada Jumat (20/1), SBY mengungkapkan kekhawatirannya akan negeri ini yang semakin banyak fitnah dan hoax. "Ya Allah, Tuhan YME. Negara kok jadi begini. Juru fitnah dan penyebar 'hoax' berkuasa dan merajalela. Kapan rakyat dan yang lemah menang?," tulis SBY.
Baca juga, SBY: Ya Allah, Negara Kok Jadi Begini.