Selasa 23 Aug 2016 12:58 WIB

Kementerian Pertahanan Tunda Pembaruan Alutsista

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nur Aini
Warga menaiki tank tempur TNI saat parade Alutsista Peringatan HUT ke-70 TNI di Dermaga Indah Kiat, Merak, Cilegon, Banten, Senin (5/10). (Antara/Yudhi Mahatma)
Foto: Antara/Yudhi Mahatma
Warga menaiki tank tempur TNI saat parade Alutsista Peringatan HUT ke-70 TNI di Dermaga Indah Kiat, Merak, Cilegon, Banten, Senin (5/10). (Antara/Yudhi Mahatma)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebijakan pemangkasan anggaran oleh Kementerian Keungan membuat sejumlah kementerian terpaksa menunda dan menghapus beberapa program. Pada sektor Pertahanan diakui oleh Menteri Pertahanan menyebabkan penundaan pembaruan alat utama sistem pertahanan (Alutsista).

Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu mengatakan sektor pertahanan mendapatkan pengurangan sekitar Rp 2,8 triliun pada periode pertama pengurangan anggaran. Untuk periode kedua, Kementerian Pertahanan juga mendapat potongan anggaran.

"Ya kena semua. Sekarang ini berapa triliun lagi gitu setelah kemarin Rp 2,8 triliun. Jadi kita akhirnya menunda beberapa pembaruan Alutsista," ujar Ryamizrad di Kawasan Silang Monas, Jakarta, Selasa (23/8).

Akibat pemangkasan anggaran tersebut, Ryamizard mengatakan memang harus melakukan beberapa penghematan. Meski ia mengaku pemangkasan anggaran tak akan menggangu pembelian Alutsista namun, ia mengakui harus menunda proyek tersebut. "Bukan nggak beli, tapi ya harus kita tunda pada periode berikutnya. Mudah-mudahan ekonomi membaik nanti kita benahi lagi," ujar Ryamizard.

Karena pemangkasan anggaran tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk membuat skala prioritas. Salah satu yang tetap ia prioritaskan adalah kesejahteraan para prajurit. Menurutnya, hal ini tak bisa diganggu gugat karena sangat berpengaruh pada keamanan dan kesejahteraan masyarakat.

"Yang penting kesejahteraan masyarakat. Tentara kan juga masyarakat dan bekerja untuk masyarakat kan. Jadi itu yang prioritas," ujar Ryamizrad.

Di sisi lain, mengingat tingginya eskalasi perbatasan dan keamanan negara menghadapi terorisme dan keamanan lintas batas, Kepala Staff Angkatan Darat, Jendral TNI Mulyono mengatakan akan memaksimalkan alutsista dan personel di perbatasan.

Pekan lalu, Mulyono mengatakan pihaknya memfokuskan pada lima titik perbatasan yang menjadi prioritas TNI Angkatan Darat. Pada lima titik tersebut akan dilakukan kelengkapan alutsista dan penguatan personel.

Mulyono mengatakan, salah satu program pembaruan alutsista tersebut untuk mendukung kinerja prajurit yang berada di perbatasan. Ia mengatakan ada empat titik prioritas dimana para prajurit perlu penambahan alutsista dan pembaruan alutsista.

"Prioritas kami untuk memperbarui alutsista agar semua prajurit di perbatasan lebih kuat. Karena memang prioritas kami saat ini adalah memperkuat perbatasan," ujar Mulyono di Balai Kartini, Rabu (10/8).

Empat titik tersebut antara lain, Natuna, Morotai di Maluku Utara, Biak di Papua dan Selaru di Selatan Maluku. Ia mengatakan empat wilayah tersebut menjadi salah satu titik rawan karena berbatasan langsung dengan laut lepas dan negara tetangga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement