Jumat 13 May 2016 08:17 WIB

Pangdam: Fasilitas Pendukun TNI Pulau Terluar Mencukupi

Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Perbatasan mengantre naik KRI Teluk Ratai 509 di Dermaga Mako Kolinlamil, Jakarta, Rabu (27/1).  (Republika/Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Prajurit TNI yang tergabung dalam Satgas Perbatasan mengantre naik KRI Teluk Ratai 509 di Dermaga Mako Kolinlamil, Jakarta, Rabu (27/1). (Republika/Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Panglima Kodam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Kustanto Widiatmoko menilai fasilitas pendukung di sejumlah pulau terluar di NTT kini sudah mencukupi. Mengingat pemerintah memperhatikan kebutuhan prajurit di wilayah-wilayah perbatasan wilayah itu.

"Selama beberapa hari saya di NTT. Saya sudah melihat secara langsung bagaimana kehidupan prajurit kami di wilayah perbatasan, khususnya di pulau terluar seperti Batek sudah lebih baik dari pada tahun-tahun sebelumnya," katanya usai melakukan kunjungan kerja ke provinsi berbasis kepulauan tersebut, Jumat (13/5).

Fasilitas-fasilitas baik itu alat penyulingan air bersih, solar cell untuk penerangan di pulau terluar, dan barak-barak tempat tinggal bagi para prajurit juga sudah semakin meningkat. Tidak hanya di Pulau Batek, pria yang baru resmi menjadi Pangdam pada awal Mei 2016 ini juga mengatakan sejumlah pos perbatasan di daratan Pulau Timor juga sudah sangat memadai demi kebutuhan peningkatan kesejateraan para prajurit penjaga perbatasan.

"Untuk di Batek sendiri kebutuhan makanan prajurit kita membeli makanannya dari Oepoli pantai sehingga tidak terlalu jauh. Dan saya rasa sudah sangat memadai untuk kehidupan prajurit kita," tuturnya.

Menurutnya hal penting yang harus dipikirkan saat ini adalah keberadaan masyarakat di wilayah perbatasan khususnya di Amfoang Timur, Kabupaten Kupang yang berbatasan dengan Districk Oecusse, Timor Leste yang masih terbelakang dan terisolasi. Oleh karena itu menurutnya Sargat pengaman wilayah perbatasan selalu diberikan pembekalan berupa serbuan Teritorial dalam rangka peningkatan rasa nasionalisme masyarakat wilayah perbatasan.

Apalagi wilayah perbatasan di Amfoang Timur itu saat ini masih dalam proses penyelesaain sengketa antara Indonesia dan Timor Leste. "Hal yang kita takutkan saat ini adalah jangan sampai warga kita berpindah kewarganegaraan dan jangan sampai terjadi konflik antar warga kita dengan warga mereka (Timor Leste)," tambahnya.

Pangdam sendiri telah melakukan kunjungan kerjanya selama dua hari di NTT. Dalam kunjungan kerja tersebut, ia ditmani Danrem 161/Wirasakti Kupang Brigjen TNI Heri Wiranto meninjau sejumlah pos-pos perbatasan di wilayah perbatasan. Pangdam juga meninjau Satuan Pengaman wilayah Pulau Terluar di Pulau Batek yang berbatasan dengan Timor Leste.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement