Senin 11 Apr 2016 12:06 WIB

'Munaslub Golkar Harus Kembalikan Jati Diri Partai'

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Bilal Ramadhan
Bendera Partai Golkar.
Foto: dok. Republika/Aditya Pradana Putra
Bendera Partai Golkar.

REPUBLIKA.CO.ID, ACEH -- Politisi Partai Golkar Airlangga Hartanto mengatakan, Perubahan di tubuh Partai Golkar harus menyesuaikan perkembangan zaman. Perubahan itu juga harus tetap mengedepankan visi dan misi pembangunan bangsa dan negara.

"Dalam pertemuan silaturrahmi dengan DPD I provinsi Aceh, saya sampaikan terkait Munas ke depan dan saya menekankan bahwa perubahan adalah suatu hal yang diperlukan terutama untuk kembalikan Partai Golkar sebagai agen pembangunan bangsa dan negara," kata Airlangga, dalam keterangan persnya, Senin (11/4).

Hal tersebut disampaikan Airlangga usai menghadiri acara Pelantikan DPD I Golkar Provinsi Aceh masa bakti 2016-2021 dan Rapat Kerja Daerah Partai Golkar Provinsi Aceh 2016 yang bertema 'Peran Partai Golkar Untuk Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat Aceh" di Banda Aceh, 10-11 April 2016.

Menurut calon ketua umum Golkar itu, pada dasarnya Partai Golkar didirikan sebagai agen pembangunan bangsa dan negara. Misi partai berlambang pohon beringin adalah sebagai depelopment agen karena itu moto dan semangatnya adalah karya kekaryaaan.

Oleh karena itu, seluruh strukturnya baik pusat sampai daerah harus mendukung program pemerintah secara kritis. Misalnya, kata dia, di Aceh ada tujuh kepala daerah dari Partai Golkar, maka seluruh kader Golkar harus dukung dari DPRD kabupaten maupun provinsi.

''Kita harus dukung program pemerintahan di Aceh. Saya juga menganggap pimpinan daerah secara nasional. Yang dimiliki Partai Golkar adalah aset nasional," jelasnya.

Airlangga yakin, jika aset yang berupa kepala daerah itu bisa dikelola dan dihimpun dengan baik, bisa menjadi kekuatan besar. Sehingga, itu akan menjadi modal kemenangan Golkar di Pileg 2019 bisa sama atau melebihi perolehan di 2014.

"1,5 tahun kami sadar ada penurunan perolehan Pilkada (Pilkada Serentak 2015). Maka harus diamankan pada pPilkada serentak 2017, karena dampaknya nanti akan terasa di Pileg dan Pilpres 2019," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement