Rabu 30 Dec 2015 19:27 WIB

Sutiyoso: Presiden di Papua dalam Pengamanan Super Ketat

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Angga Indrawan
Kepala Badan Intelejen Nasional (BIN) Sutiyoso bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/9).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Kepala Badan Intelejen Nasional (BIN) Sutiyoso bersiap mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (10/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Sutiyoso, menegaskan aparat keamanan akan memperketat keamanan di Papua selama Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja saat tahun baru. Diperketatnya keamanan di Papua dilakukan menyusul terjadinya gangguan keamanan. 

"Oh iya. Kalau itu kan super ketat jadinya sekarang dengan peristiwa itu," kata Sutiyoso di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Rabu (30/12).

Menurut Sutiyoso, saat ini kepolisian tengah menangani peristiwa penembakan di Papua tersebut. Kendati demikian, ia mengaku hingga kini belum menerima laporan apakah anggotanya sebelumnya telah mendeteksi akan terjadi serangan itu.

"Belum ada laporan dari BIN sana karena tadi baru datang," tambah Sutiyoso.

Namun, Sutiyoso menegaskan, pihaknya dan aparat keamanan lainnya selalu melakukan deteksi dini terhadap adanya rencana serangan. "Tapi kan kadang-kadang kan mereka ini menang medan kan. Waktu tentara dan polisi patroli gitu dia hadang. Kan sering terjadi seperti itu," jelas Sutiyoso.

Sebelumnya, Sekretaris Kabinet Pramono Anung menyebut, adanya gangguan keamanan tak membuat Presiden membatalkan rencana kunjungannya. "Gangguan keamanan itu tidak menyurutkan keinginan beliau untuk bertahun baru di Papua. Malah beliau menyampaikan itu sebagai hal yang tetap harus diprioritaskan untuk diselesaikan," ujar Seskab.

Menurutnya, saat mendapat laporan soal serangan kelompok bersenjata, Presiden yang tengah dalam kunjungan kerja di Provinsi NTT langsung meminta Kapolri dan Panglima TNI menangani kasus tersebut secara serius.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement