Rabu 19 Nov 2014 19:03 WIB

Wong Solo Pertanyakan Kejelasan ‘Kartu Sakti’ Jokowi

Rep: edy setiyoko/ Red: Damanhuri Zuhri
Jokowi
Foto: Antara
Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Tiga kartu sakti program Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipertanyakan Wong Solo. Kalangan DPRD Kota Solo mempertanyakan kejelasan implementasi program tersebut.

Kejelasan kartu itu penting, mengingat saat ini harga BBM (Bahan Bakar Minyak) bersubsidi sudah dinaikkan pemerintah Selasa lalu.

              

''Saat awal diluncurkan dulu, masyarakat tentu banyak berharap kartu sakti itu tidak terkait dengan kompensasi kenaikan harga BBM bersubsidi,'' jelas Reny Widyawti, anggota Komisi IV DPRD Solo, Rabu (19/11).

Kenyataanya, ungkap Reny, kartu itu  seolah-olah menjadi kompensasi kenaikan harga BBM. ''Sayang, belum ada petunjuk teknis pelaksanaan di lapangan,'' jelasnya.

Anggota dewan dari Partai Demokrat (PD) Kota Solo ini membandingkan kebijakan diambil Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika menjabat presiden dengan kebijakan Jokowi.

Menurutnya, saat menaikkan harga BBM, SBY telah menyiapkan program kompensasi dengan matang. Sementara, saat Jokowi menaikkan harga BBM, implementasi program kartu sakti belum jelas.

''Saat ini BBM subsidi sudah naik. Di sini belum dapat kartunya. Lalu, bagaimana pelaksanaan program nantinya. Kan tidak jelas,'' kata dia.

Sekretaris Komisi IV DPRD Solo, Asih Sunjoto Putro, juga mempertanyakan implementasi program tiga kartu sakti Jokowi. Ia meragukan program ini terrealisasi dengan baik. Bisa jadi malah pelaksanaannya ambradul.

Ia mengatakan, dalam tempo dekat ini bakal menjadwalkan rapat dengan dinas terkait pekan depan. Instansi terlibat dalam pertemuan, antara lain, Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora), Dinas Kesehatan Kota (DKK) dan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans).

''Di daerah sudah menanyakan kepastian adanya kompensasi BBM. Mengingat, harga BBM sudah naik. Dulunya, mereka penerima BLT (Bantuan Langsung Tunai) dan Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat).''

Sementara, realisasi program kartu sakti belum jelas. Di daerah saja, banyak warga yang belum menerima kartu. Padahal, harga BBM bersubsidi sudah naik. Ini artinya, program Presiden Jokowi tidak dipersiapkan dengan matang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement