REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf Amin (TKN), Abdul Kadir Karding menekankan agar masyarakat tidak termakan isu negatif atau hoaks menyangkut Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah dan Kartu Pra Kerja. Kedua kartu itu diwacanakan Capres 01 Jokowi baru-baru ini.
Karding memandang KIP Kuliah menjadi komitmen Jokowi-Maruf Amin untuk memajukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia. Ia merasa masyarakat perlu menyikapi kedua kartu itu secara bijak.
"Harus dilihat KIP Kuliah itu upaya luar biasa Jokowi, dan tidak boleh disalahartikan. Itu harus dilihat komitmen Jokowi untuk menguatkan dan meningkatkan SDM kita loh," kata Karding setelah menghadiri Festival Satu Indonesia, di Istora Senayan, Jakarta, Ahad (11/3) malam.
Menurutnya, peningkatan SDM menjadi janji Jokowi bila nanti terpilih kembali dalam Pilpres 2019. Ia merasa kualitas SDM Indonesia harus ditingkatkan supaya mampu bersaing hingga di luar negeri. "KIP Kuliah adalah upaya Jokowi memastikan bahwa tidak boleh ada satu anak orang Indonesia tidak bisa sekolah karena miskin dan tidak memiliki biaya," tegasnya.
Kemudian, Karding juga menjelaskan kartu Pra-Kerja yang ditargerkan bagi lulusan SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi. Para penerima kartu itu bakal diberi materi pelatihan yang berasal dari dunia kerja oleh pemerintah. Nantinya bagi lulusan yang magang disebuah perusahaan akan digaji.
"Guru-guru yang mengajar jangan teori namun lebih banyak praktik dan ketika magang hasilnya bagus maka akan diserap di tempat kerja," ucapnya.