REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sudah merasa disadap sejak sekitar Juni 2013. Karenanya, ia meminta rumah dinasnya diperiksa mengunakan detektor.
"Iya, oleh sebab itu saya minta pakai detektor untuk periksa itu. Waktu itu juga ada yang ngomong ke saya ini perlu untuk keamanan," kata Jokowi di Balaikota, Jumat (21/1).
Namun Jokowi mengaku tidak tahu siapa pelaku yang memasang alat sadap tersebut. "Kalau saya tahu orangnya datang, ya sudah saya gebuk," katanya.
Jokowi mengatakan alat yang ditemukan adalah penyadap suara yang bisa ditemukan di pasaran. Ia pun merasa kecolongan atas ditemukannya alat sadap tersebut karena rumah dinas selalu diperiksa.
"Pemeriksaan untuk perbaikan dan perawatan gedung biasa dilakukan. Mosok kalo ada yang bocor gak diperbaiki?" katanya.
Karena insiden tersebut, sekarang Jokowi menambah pengawal pribadinya. "Kamu pernah liat yang ini gak? Beliau ini baru," katanya sambil menunjuk salah satu ajudannya.
Jokowi juga melakukan pengamanan dokumen penting dengan menggandeng Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg).
Sebelumnya, pada Desember 2013 Jokowi menemukan tiga alat sadap di kamar tidur, ruang tamu dan ruang makan rumah dinasnya di Jalan Taman Surapati no 7, Menteng, Jakarta Pusat.