Senin 06 May 2013 22:54 WIB

Penurunan Muka Tanah Picu Rob, Pemkot Cuek

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Djibril Muhammad
Penurunan muka tanah
Foto: blogspot.com
Penurunan muka tanah

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Penurunan muka tanah menjadi salah satu penyebab banjir di Kota Semarang, selain disebabkan banyaknya sampah dan drainase yang tersumbat. Namun, Pemerintah Kota (pemkot) Semarang dinilai cuek mengatasi solusi penurunan muka tanah tersebut.

Pakar Hidrologi dari Universitas Diponegoro (Undip), Nelwan, mengatakan masalah penurunan muka tanah yang menjadi penyebab rob tidak pernah digubris Pemkot.

"Masalah yang tidak pernah disentuh oleh Pemkot yakni masalah permukaan air tanah, selain masalah sampah dan drainase," kata Nelwan usai diskusi permasalahan banjir di Hotel Pandanaran, Senin (6/5).

Ia menambahkan, penurunan muka tanah di Kota Semarang saat ini sudah mencapai 20 sentimeter per tahun. Namun, belum ada solusi penanganannya. Untuk mengatasi masalah banjir, ia mengimbau agar pemerintah memberdayakan masyarakat.

Sebab, anggaran yang disediakan untuk mengatasi banjir, yakni Rp 37,5 miliar dinilai masih kurang. "Pemerintah itu tidak melibatkan masyarakat dalam penanganan banjir sehingga masyarakat hanya menjadi penonton saja. Padahal kalau masyarakat dilibatkan, mereka mampu untuk ikut bertanggung jawab," tambahnya.

Ia menambahkan, dengan melibatkan masyarakat, pemerintah dapat terbantu oleh dana swadaya masyarakat dalam penanganan banjir.

Selain itu, ia juga menilai sistem pembuangan air juga sudah tidak berfungsi dengan baik, sehingga banjir terjadi. Nelwan juga mengatakan, masyarakat dapat membuat tandon air untuk mengatasi banjir. Dengan tandon, menurutnya, air dapat ditampung dan dimanfaatkan kembali.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Dinas Energi dan Sumber Daya Manusia (PSDA dan ESDM), Agus Triyanto, mengatakan banjir terjadi akibat banyaknya tumpukan sampah di kali.

"Sampah ada tiap hari di sekitar 20 titik, termasuk titik sungai dan saluran. Tiap hari ada empat truk sampah," katanya kepada wartawan.

Oleh sebab itu, untuk mengatasi banjir pihaknya akan membuat kolam atau penampung air hujan. Hal tersebut dimaksudkan agar air dapat dikelola lagi dan tidak langsung mengalir melalui saluran-saluran.

"Selain itu jangan sampai ada alih fungsi lahan agar terdapat daerah yang dapat digunakan untuk menampung air," tambahnya. Saat ini, pihaknya mengatakan sedang meningkatkan kapasitas drainase dan pengerukan sedimen di kali.

Sementara itu, Rosid Hudoyo, kepala Bidang PSDA dan ESDM mengatakan penurunan muka tanah di Semarang disebabkan oleh kondisi tanah yang belum kuat di kawasan reklamasi.

"Itu tanahnya jenis aluvial, tanah yang belum kuat. Penurunan muka tanah disebabkan juga oleh pengambilan air tanah yang berlebihan dan alih fungsi lahan. Solusinya adanya di Perda Rencana Tata Ruang dan Wilayah," katanya.

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement