Selasa 06 Dec 2011 11:36 WIB

Jembatan Muara Sabak Dikhawatirkan Bernasjib Sama dengan Jembatan Kutai

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI- Jembatan Muara Sabak yang tengah dibangun Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur membentangi Sungai Batanghari, dikhawatirkan rawan runtuh seperti jembatan Kutai Kartanegara (Kukar).

Ketua Asosiasi Pelayaran Nasional/INSA Jambi, Edy Best di Jambi, Selasa mengatakan, jembatan yang membelah sungai terpanjang di Sumatera, Kabupaten Tanjung Jabung itu rawan runtuh, karena tidak mendapat rekomendasi dari Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Uumum.

"Pembangunan jembatan itu tidak mendapat pengawasan dari dua Kementeraian berwenang yakni Perhubungan dan Pekerjaan Umum (PU), karena tidak mematuhi rekomendasi yang diberikan," katanya.

Ia menyebutkan, Kementerian Perhubungan sudah merekomendasikan supaya ketinggian ruang bebas jembatan dari arus pasang tertinggi 18 meter, supaya tidak mengganggu lulu lintas pelayaran di bawahnya, namun pemerintah dan instansi setempat mengabaikan rekomendasi tersebut.

Ia menyebutkan, pemerintah dan instansi terkait bertahan dengan ketinggian 12 meter, dan itu akan menyebabkan kapal berukuran besar tidak akan bisa melintasi di bawah jembatan tersebut.

Rawan runtuhnya jembatan tersebut, selain tidak mengindahkan rekomendasi dari Kementerian Perhubungan, sejak dua tahun terakhir sudah lima kali tiang jembatan yang sudah dipancang ditabrak kapal.

Lima kali ditabrak kapal, sudah pasti terjadi pergeseran dan kekuatan tiang jembatan itu berkurang, namun pembangunan tetap dilanjutkan.

Dalam keterangan terpisah Kepala Dinas PU Provinsi Jambi, Ivan Wirata mengatakan, pihaknya sama sekali tidak dilibatkan dalam merancang dan membangun jembatan tersebut.

Ia mengatakan, pembangunan jembatan itu murni rancangan instansi atau pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang juga didanai APBD setempat.

"Kita tidak pernah dilibatkan dalam koordinasi rancangan dan pembangunan jembatan tersebut, sehingga kalau terjadi sesuatu sepenuhnya tanggung jawab pemerintah setempat," kata Ivan Wirata.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement