REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Tim penyidik dari Mabes Polri memeriksa Direktur Operasional PT Bukaka Teknik, Sofiah Balfas, pada Senin (5/12) ini. Tim penyidik yang sebagian besar penyidik dari Direktorat III Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri ini menduga ambruknya Jembatan Mahakam II karena ada masalah perawatan.
"Sekarang sedang disoroti kegiatan pemeliharaan bahwa jembatan itu dalam keadaan yang memerlukan tindakan perawatan," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Kombes Boy Rafli Amar yang ditemui di Mabes Polri, Jakarta, Senin (5/12).
Boy menambahkan tim penyidik sedang mendalami terkait kegiatan pemeliharaan yang dilakukan terhadap Jembatan Mahakam II. Dokumen-dokumen terkait pemeliharaan Jembatan Mahakam II juga sudah dikantongi tim penyidik.
Penyidik juga akan melihat proses pelaksanaan mulai dari tahap jembatan ini apakah ada unsur kelalaian. namun menurutnya, penyidik belum sampai pada kesimpulan mengenai penyebab ambruknya Jembatan Mahakam II.
"Saat ini sedikitnya sudah ada 29 orang saksi yang sudah dilakukan pemeriksaan," tegasnya.
Sebelumnya, Hasil tim investigasi penyebab runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) menunjukkan dua kemungkinan penyebab runtuhnya jembatan Golden Gate ala Indonesia itu. Pertama, lepasnya kabel yang menghubungkan antara kabel vertikal dan kabel penggantung utama.
“Kemungkinan kedua adanya gaya kejut yang tiba-tiba akibat berlebihnya muatan yang melintas di atas jembatan tersebut,” kata Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto saat rapat koordinasi bersama DPR Komisi V di Jakarta, Kamis (1/12).
Menurut Djoko, dugaan kedua ini lebih kuat. Dalam standarnya, dalam sekali lintasan, beban yang bekerja pada hanger maksimal hanya bisa ditahan 40 ton. Kapasitas pin adalah 200 ton, dan kapasitas kabel buhul dapat menahan beban hingga 240 ton. Buhul jembatan inilah, kata Djoko, yang lemah yang menjadi penyebab utama runtuhnya jembatan.