Jumat 28 Nov 2025 23:51 WIB

Sejumlah Desa di Aceh Utara Masih Terisolasi Akibat Bencana Banjir

Pemkab Aceh Utara telah mengajukan bantuan tambahan ke pemerintah pusat.

Pengendara memanfaatkan jasa angkut kendaraan roda dua untuk melintasi jalan yang terendam banjir di Desa Layung, Bubon, Aceh Barat, Aceh, Selasa (21/10/2025). Tingginya intensitas hujan yang terjadi sejak Jumat (17/10) mengakibatkan akses jalan lintas antar Kecamatan Woyla dan Kecamatan Bubon terendam banjir sepanjang 1,5 kilometer sehingga pengendara terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk menyewa jasa angkut kendaraan melintasi banjir dengan tarif Rp30.000 per sekali angkut kendaraan.
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Pengendara memanfaatkan jasa angkut kendaraan roda dua untuk melintasi jalan yang terendam banjir di Desa Layung, Bubon, Aceh Barat, Aceh, Selasa (21/10/2025). Tingginya intensitas hujan yang terjadi sejak Jumat (17/10) mengakibatkan akses jalan lintas antar Kecamatan Woyla dan Kecamatan Bubon terendam banjir sepanjang 1,5 kilometer sehingga pengendara terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk menyewa jasa angkut kendaraan melintasi banjir dengan tarif Rp30.000 per sekali angkut kendaraan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Juru Bicara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara Muntasir Ramli menyatakan sejumlah desa di kabupaten itu yakni Langkahan, Kuta Makmur, Samudera, Murah Mulia, Sawang, Muara Batu, Nisam, dan Lapang, masih terisolasi akibat banjir yang disebabkan hujan dengan intensitas tinggi di wilayah itu. Pemkab Aceh Utara telah mengajukan bantuan tambahan ke pemerintah pusat.

“Saat ini pemerintah kabupaten bersama dengan instansi terkait sedang mendistribusikan bantuan masa panik ke kecamatan-kecamatan terdampak banjir yang nantinya akan didistribusikan ke gampong-gampong yang menjadi pusat pengungsian,” katanya saat dihubungi dari Banda Aceh, Jumat (28/11/2025).

Baca Juga

Ia menjelaskan Bupati Aceh Utara Ismail A Jalil telah mengajukan penambahan bantuan ke Presiden Prabowo Subianto melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) karena persediaan logistik yang ada semakin menipis. Dalam distribusi logistik ke lokasi pengungsian, pihaknya mengalami kendala akibat transportasi darat lumpuh dan tidak bisa dilalui karena genangan air.

Adapun kondisi terkini di Aceh Utara, kata dia, jaringan komunikasi dan transportasi lumpuh baik jalan lintas nasional ke kabupaten, kecamatan maupun desa. Selain itu listrik padam dan distribusi air terhambat akibat kerusakan pipa PDAM akibat diterjang banjir. Memasuki hari ke-3 tanggap darurat bencana, lanjut dia, masih banyak warga yang terjebak banjir belum bisa dievakuasi akibat keterbatasan personel dan peralatan SAR.

Data sementara dari BPBD Aceh Utara, hingga Kamis (28/11/2025) pukul 12.30 WIB korban banjir sebanyak 20.047 Kepala Keluarga (KK) atau 54.474 jiwa dengan warga yang mengungsi 17.119 KK atau 55.287 jiwa yang tersebar di 36 titik dari 22 Kecamatan. Adapun pengungsi prioritas, 64 ibu hamil, 490 balita, 526 lansia, dan 12 orang disabilitas.

Banjir merusak rumah warga dengan kondisi 22 unit rusak berat, rusak sedang 67 unit, dan rusak ringan 50 unit, sawah terendam 680 hektare, kemudian tambak 571 hektare dan sembilan tanggul rusak serta dua jembatan putus. Bencana alam yang terjadi di Aceh Utara ikut menelan korban jiwa berjumlah enam orang.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement