REPUBLIKA.CO.ID, SILANGIT — Jumlah korban jiwa bencana banjir bandang dan longsor di sejumlah wilayah Sumatera pada Jumat sore bertambah menjadi 174 jiwa. Data meninggal dunia sementara paling banyak di Provinsi Sumatera Utara (Sumut) sebanyak 116 orang.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal (Letjen) Suharyanto mengatakan, di Provinsi Aceh angka korban jiwa tercatat sampai Jumat (28/11/2025) sebanyak 35 orang.
Dan di Sumatera Barat (Sumbar) bencana hidrometeorologi sebanyak 23 orang. “Perkembangan penanganan bencana hidrometeorologi yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, sampai saat ini tercatat 174 jiwa meninggal dunia, 79 hilang, dan 12 luka-luka,” begitu kata Suharyanto saat menggelar konferensi pers di Bandara Silangit, Tapanuli Utara, Sumut, Jumat (28/11/2025). Di Sumut, tercatat 42 orang hilang.
Suharyanto menerangkan, dari inventarisir 116 korban meninggal dunia di wilayah Sumut tersebar di semua wilayah terdampak bencana. Di Kabupaten Tapanuli Utara angka korban jiwa sebanyak 11 orang. Di Kabupaten Tapanuli tengah sebanyak 51 orang meninggal dunia.
Di Kabupaten Tapanuli Selatan, sebanyak 32 warga meninggal dunia. Dan di Kota Sibolga, hilang nyawa akibat banjir bandang dan tanah longsor tercatat 17 orang. Di Kabupaten Humbang Hasundutan angka korban meninggal dunia enam orang.
Masih di Sumut, di Kota Padang Sidempuan satu warga yang baru teridentifikasi meninggal dunia. Di Kabupaten Pakpak Bharat sebanyak dua warga yang meninggal dunia. Dan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina) hingga Jumat (28/11/2025) masih dilakukan pemutakhiran data.
Kata Suharyanto kondisi dan situasi yang masih rawan bencana di Sumut saat ini diyakini akan membuat angka korban jiwa bertambah. Karena proses evakuasi dan penanggulangan masih terus dilakukan. “Tentu saja data-data korban ini akan berkembang terus. Karena masih ada beberapa titik bencana di beberapa wilayah masih belum bisa ditembus,” ujar Suharyanto.
Suharyanto melanjutkan, penanganan bencana banjir bandang dan longsor yang melanda di lebih dari 20 kabupaten kota di Provinsi Aceh, sampai Jumat (28/11/2025) mencatat angka korban jiwa sebanyak 35 orang. BNPB juga mencatat jumlah warga yang masih dalam pencarian sebanyak 25 orang.
Dan tercatat ada delapan warga yang saat ini dalam pemulihan akibat kondisi luka-luka. Suharyanto menyampaikan, data korban meninggal dunia di Aceh masih berasal dari tiga kabupaten terdampak bencana. Yaitu di Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tenggara, dan Aceh Tengah.
“Data ini akan berkembang terus. Dan sementara terdapat 25 jiwa yang meninggal dunia,” ujar Suharyanto. Di Aceh, kata Suharyanto titik pengungsian terbanyak berada di Kota Lhokseumawe. Sedikitnya kata Suharyanto ada 96 titik pengungsian di kota tersebut yang menampung sekitar 4.846 Kepala Keluarga (KK). Kata Suharyanto, penanganan bencana banjir bandang dan longsor di Aceh sementara ini masih sulit ditangani lantaran sulitnya akses. Akses darat ke sejumlah titik bencana, terputus dan mengalami kerusakan.
Lihat postingan ini di Instagram
Berikutnya di Sumbar, BNPB hingga Jumat (28/11/2025) mencatat angka korban jiwa mencapai 23 orang. Sebanyak 12 warga masih dalam status hilang. Dan empat warga dikatakan mengalami luka-luka. Korban meninggal dunia kata Suharyanto tersebar di Padang Panjang, Tanah Datar, Agam, dan Kota Padang, serta Pasaman barat.
Sementara ini, tersebar 50 titik pengungsian di Pesisir Selatan, dan tiga titik posko pengungsi di Kota Padang, serta posko-posko darurat yang berada di Solok, Pasaman, dan Tanah Datar. Diperkirakan jumlah pengungsi di wilayah-wilayah tersebut sebanyak 3.900 KK.