REPUBLIKA.CO.ID, SONGKHLA -- Jumlah korban tewas akibat banjir di Provinsi Songkhla, Thailand selatan, meningkat menjadi 87 orang, sebut laporan Thai PBS, Jumat (28/11/2025), mengutip data Rumah Sakit Songklanagarind. Jenazah para korban dibawa ke Rumah Sakit Songklanagarind, fasilitas kesehatan publik terbesar di provinsi itu, untuk proses identifikasi dan pencatatan resmi kematian oleh otoritas setempat.
Saat ini rumah sakit tersebut menampung 110 jenazah, termasuk 23 jenazah yang dipindahkan dari rumah sakit lain di wilayah itu akibat keterbatasan ruang penyimpanan jenazah. Polisi setempat telah mengirim enam kontainer berpendingin ke rumah sakit guna menampung tambahan jenazah, karena kamar mayat rumah sakit tidak mampu menampung lonjakan korban.
Ketinggian air di berbagai wilayah Songkhla yang sebelumnya terendam mulai surut. Sementara beberapa area kini telah benar-benar kering setelah banjir melanda sejak akhir pekan lalu.
Seiring surutnya air, tim penyelamat terus melakukan penyisiran dan evakuasi jenazah dari rumah-rumah, kendaraan, serta daerah terpencil yang sebelumnya sulit diakses. Pada Kamis (27/11/2025), pihak Rumah Sakit Songklanagarind menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan meminta pengertian karena proses penyerahan jenazah membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya.
Rumah sakit menyatakan antrean administrasi sangat panjang, sehingga identifikasi dan verifikasi dokumen memerlukan waktu tambahan sebelum jenazah dapat diserahkan kepada keluarga. Banjir dan tanah longsor terjadi di sejumlah provinsi Thailand selatan, terutama Songkhla, setelah hujan lebat terus-menerus mengguyur wilayah tersebut selama beberapa hari.
Kenaikan permukaan air yang tajam tercatat pada akhir pekan lalu hingga awal pekan ini, menyebabkan ratusan desa terputus dan ribuan warga mengungsi ke pusat-pusat darurat. Para ahli Thailand mengatakan curah hujan ekstrem pada November ini merupakan yang paling deras dalam 300 tahun berdasarkan catatan historis negara tersebut.