Jumat 28 Nov 2025 15:52 WIB

Ini Tiga Prioritas Pemerintah terkait Penanganan Bencana di Aceh dan Sumatera

BNPB mengusahakan pemulihan akses jalur darat.

Foto udara permukiman penduduk yang terendam banjir di Desa Teupin Peuraho, Arongan Lambalek, Aceh Barat, Aceh, Kamis (27/11/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Foto udara permukiman penduduk yang terendam banjir di Desa Teupin Peuraho, Arongan Lambalek, Aceh Barat, Aceh, Kamis (27/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan tiga prioritas kerja yang dilakukan guna penanganan bencana di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pertama, BNPB mengusahakan pemulihan akses jalur darat, baik yang saat ini tertimbun longsoran maupun jembatan putus.

Kementerian Pekerjaan Umum (PU) disebut sudah menyiagakan alat berat di titik-titik yang sudah dipetakan. "Kita harapkan kondisi cuaca mulai membaik hari ini sehingga operasi pemulihan atau pembukaan akses jalan bisa berlangsung optimal," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari kepada wartawan, Jumat (28/11/2025).

Baca Juga

BNPB sudah mengerahkan dua unit pesawat operasi modifikasi cuaca agar intensitas hujan hari ini bisa dikurangi. Tujuannya agar penanganan bencana bisa lebih maksimal. "Sudah mulai (operasi cuaca) dari tadi malam, kita berharap intensitas hujan bisa berkurang sehingga genangan atau potensi longsor bisa kita kurangi," ujar Abdul.

Kedua, BNPB mengupayakan penyaluran dukungan logistik permakanan dan non-permakanan ke masyarakat melalui jalur udara dengan menggunakan satu pesawat dan satu helikopter. "Kepala BNPB tadi sudah menyatakan akan menggeser beberapa unit helikopter lainnya dan pesawat karavan agar benar-benar bisa optimal nantinya dalam mendistribusikan logistik kepada masyarakat terdampak," ujar Abdul.

Ketiga, BNPB mendorong pemulihan akses komunikasi dan listrik. BNPB meminta PLN dan pengelola jaringan telekomunikasi bisa segera memulihkan akses komunikasi di lokasi terdampak. "Sehingga kebutuhan masyarakat terhadap saluran komunikasi yang bisa menjangkau kerabat di daerah terdampak bisa benar-benar kita pulihkan dalam 1-2 hari ini," ujar Abdul.

Selanjutnya, seiring berjalan dengan tanggap darurat, pemerintah pusat dan pemerintah daerah mulai mendata kerusakan baik itu rumah masyarakat maupun infrastruktur seperti jembatan. "Untuk jembatan kita akan optimalkan bagi jembatan-jembatan yang memang menjadi roda utama perekonomian masyarakat kita akan bangun jembatan bailey (jembatan sementara terbuat dari baja) dengan estimasi waktu pembangunan dari 2 hingga 6 minggu," ujar Abdul.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement