Rabu 10 Sep 2025 23:08 WIB

Dua Kali Diserang Drone, Armada Global Sumud tak Ubah Jadwal Pelayaran Menembus Blokade Gaza

Global Sumud menyampaikan misi penyaluran bantuan ke Gaza tetap berjalan.

Aktivis dari Global Sumud Flotilla Thiago Avila menyampaikan keterangan pers terkait peristiwa serangan drone terhadap kapal di Gedung Municipal Theatre di Tunisia, Selasa (9/9/2025). Dalam keterangannya, GSF mengutuk keras tindakan penyerangan menggunakan drone terhadal salah satu kapal utama yang akan berlayar menuju gaza dari Pelabuhan Sidi Bou Said untuk membuka koridor bantuan kemanusiaan ke Gaza. Hingga saat ini pihak keamanan terkait masih melakukan investigasi atas peristiwa tersebut.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Aktivis dari Global Sumud Flotilla Thiago Avila menyampaikan keterangan pers terkait peristiwa serangan drone terhadap kapal di Gedung Municipal Theatre di Tunisia, Selasa (9/9/2025). Dalam keterangannya, GSF mengutuk keras tindakan penyerangan menggunakan drone terhadal salah satu kapal utama yang akan berlayar menuju gaza dari Pelabuhan Sidi Bou Said untuk membuka koridor bantuan kemanusiaan ke Gaza. Hingga saat ini pihak keamanan terkait masih melakukan investigasi atas peristiwa tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Bambang Noroyono dan Thoudy Badai dari Tunisia

TUNISIA -- Global Sumud Flotilla tak mengubah tanggal pelayaran serempak menembus blokade Gaza yang dijadwalkan hari ini, Rabu (10/9/2025) di Tunisia. Dua kali serangan drone ke kapal-kapal delegasi Sumud Flotilla pada Senin dan Selasa kemarin, tak menyurutkan hati para peserta konvoi akbar Laut Mediterania membuka koridor kemanusiaan untuk masyarakat Palestina di Gaza itu.

Melalui penyampaian tertulis kepada para delegasi pelayaran, Global Sumud menyampaikan misi penyaluran bantuan ke Gaza tetap berjalan. "Tidak ada tindakan agresi yang akan menghentikan kami. Armada kami akan tetap bersatu di laut dalam misi kami untuk membuka blokade Gaza, dan mengakhiri genosida di Gaza. Dan kami tetap berdiri bersama rakyat Palestina dalam perjuangan untuk keadilan dan kemerdekaan," kata Anggota Steering Committee Global Sumud Flotilla Seif Abukeshek di Tunisia, Rabu (10/9/2025).

Pelayaran akbar 70-an kapal kemanusian Global Sumud Flotilla untuk membuka blokade Gaza dilakukan melalui Tunisia, Rabu (10/9/2025). Ribuan aktivis dan relawan dari 44 negara turut ambil bagian dalam misi pemberian bantuan untuk masyarakat Gaza yang menjadi target genosida Zionis Israel itu. 

Para aktivis dan relawan, sudah berkumpul di Tunisia sejak Senin (1/9/2025) lalu. Tetapi masih menunggu rombongan kapal-kapal delegasi dari Spanyol, Italia, dan Yunani, serta dari negara-negara lain.

Para aktivis kemanusian seperti Mandla Mandela, Greta Thunberg, Thaigo Avila, Jasmine Acar baru tiba akhir pekan lalu. Dan saat ini, para tokoh-tokoh itu masih bermalam di Tunisia menunggu tanggal bentang layar serempak hari ini. Adapun Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) bersama Sumud Nusantara mengirimkan delegasi lebih dari 60-an orang. Selain dari Indonesia, para aktivis dan relawan kemanusian dari Malaysia, Pakistan, Maladewa, juga turut serta. Hingga kini para aktivis dan relawan masih standby di Tunisia.

Koordinator IGPC Muhammad Husein menyampaikan, Rabu (10/9/2025) seluruh delegasi Global Sumud Flotilla akan berkumpul di Dermaga Sidi Bou Said. Para delegasi pelayaran tersebut, kata dia, serempak akan langsung diminta untuk adaptasi dengan kondisi laut di kapal-kapal kemanusian yang sudah sandar. 

"Karena terjadi serangan-serangan terhadap armada kapal-kapal kemanusian, hari ini para peserta akan diperkanalkan langsung dengan kapal-kapal mereka," ujar Husein di Tunisia.

Namun dari sejumlah informasi yang diterima Republika di Tunisia, angkat jangkar serempak Global Sumud Flotilla menembus blokade Gaza yang akan dimulai hari ini Rabu (10/9/2025) kembali dimundurkan. Dikabarkan, ada sejumlah kendala alam berupa cuaca buruk yang tak dapat diantisipasi di perairan Tunisia, maupun di Laut Mediterania. 

Masih berdasarkan informasi yang dihimpun Republika di Tunisia, pengumpulan seluruh delegasi peserta pelayaran ke Dermaga Sidi Bou Said hanya untuk melakukan training terakhir terhadap seluruh peserta layar. Training tersebut, berupa aklimasi selama 12 jam untuk penyesuain para peserta dengan kondisi di laut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement