REPUBLIKA.CO.ID, DOHA – Serangan Israel ke Doha dalam upaya membunuh pimpinan Hamas mendapat kecaman luas dari berbagai negara. Qatar mendesak persatuan negara-negara Timur Tengah untuk “mengendalikan Israel”.
Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani telah berbicara kepada wartawan tentang serangan Israel di Doha dan implikasinya terhadap wilayah tersebut. Sheikh Mohammed menegaskan bahwa serangan Israel “tidak boleh diabaikan”, dan mengatakan bahwa Qatar memobilisasi semua jalan untuk menanggapi serangan tersebut selain pernyataan dan kecaman, termasuk dengan membentuk tim hukum untuk meminta pertanggungjawaban Israel.
Meski mengutuk keras serangan tersebut, yang ia sebut sebagai “terorisme negara”, perdana menteri Qatar ini menyimpan sebagian besar kemarahannya terhadap Netanyahu, dan menuduh perdana menteri Israel merusak stabilitas regional demi mengejar “khayalan narsistik” dan keuntungan pribadi. Dia juga menuduh pemimpin Israel merusak semua upaya perdamaian.
Perdana Menteri Qatar meminta negara-negara di Timur Tengah harus bersatu untuk mengendalikan Israel. “Hari ini, kita telah mencapai titik balik dimana ada respon dari seluruh kawasan terhadap tindakan biadab tersebut,” katanya.
Ditanya tentang diplomasi Qatar untuk mengamankan gencatan senjata di Gaza, Sheikh Mohammed menekankan bahwa Doha akan terus melakukan semua yang bisa dilakukan untuk mengakhiri perang, menunjukkan bahwa negara Teluk tersebut tidak melepaskan perannya sebagai mediator.
Namun, katanya, serangan Israel kemungkinan besar telah menggagalkan putaran negosiasi proposal Trump ini. “Kalau bicara soal perundingan saat ini, saya kira tidak ada sesuatu yang valid saat ini setelah kita melihat serangan seperti itu,” katanya.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi bereaksi terhadap serangan di Qatar, dengan mengatakan “satu-satunya cara untuk secara tegas mengatasi kecerobohan rezim Israel adalah dengan bertindak secara serempak oleh dunia Muslim.”
“Iran siap memperdalam kerja sama demi kepentingan menghadapi ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” kata Menteri Luar Negeri Iran pada X. Iran terlibat konflik 12 hari dengan Israel pada bulan Juni. Hubungan Teheran dengan negara-negara Teluk tegang karena persaingan geopolitik dan perbedaan ideologi.
Emir Kuwait Sheikh Meshaal al-Ahmad al-Jaber al-Sabah, Presiden UEA Mohammed bin Zayed Al Nahyan dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman mengutuk serangan Israel di Doha dalam percakapan telepon terpisah dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani, kata Amiri Diwan.
Bin Zayed menyebut serangan Israel sebagai “tindakan kriminal dan pelanggaran mencolok terhadap semua hukum dan norma internasional, serta ancaman terhadap keamanan Negara Qatar dan negara-negara di kawasan”, menurut pernyataan Diwan. Para pemimpin Saudi dan Kuwait juga mengecam serangan tersebut.