REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Seorang pejabat tinggi Hizbullah mengatakan bahwa Hamas mengungkapkan kepada mereka bagaimana keputusan menit-akhir untuk meninggalkan telepon seluler mereka di Doha, Qatar, menyelamatkan mereka dari upaya pembunuhan Israel. Diketahui pada Selasa pekan lalu, Israel melancarkan serangan udara terhadap petinggi Hamas yang sedang mengulas proposal gencatan senjata Gaza yang diajukan oleh Amerika Serikat.
"Menurut keterangan mereka (Hamas) kepada kami, pertemuan seharusnya bertempat di lokasi itu," ujar Wakil Presiden dari Dewan Politik Hizbullah, Mahmoud Qomati, dalam wawancara dengan jurnalis Lebanon, Nada Andraos dilansir, National News, Senin (15/9/2025).
"Tapi sebelum (pertemuan) dimulai, mereka setuju untuk meninggalkan ponsel mereka bersama para pengawal pribadi, dan pergi ke ruangan lain untuk rapat tanpa menyertakan ponsel," kata Qomati menambahkan.
"Tampaknya metode Israel adalah menargetkan lokasi di mana ponsel-ponsel itu berada," ujat Qomati.
Diketahui, petinggi Hamas termasuk Khalil Al-Yahya selamat dari upaya pembunuhan Israel. Namun, putra Khalil bernama Hammam di antara korban yang tewas terbunuh.
Menurut Qomati, cara yang sama ditempuh oleh Israel saat menargetkan petinggi Hizbullah di Lebanon. Qomati mencontohkan beberapa hari lalu, seorang pejabat Hizbullah juga diserang. "Dia membuang ponselnya lalu melarikan diri, sehingga serangan menghantam lokasi di mana ponsel berada, dan dia selamat." kata Qomati.