REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Pekan lalu, dunia dikejutkan oleh serangan udara Israel ke ibu kota Qatar, Doha yang menargetkan pimpinan Hamas. Bagi Hamas, serangan gagal itu lebih dari sebuah operasi militer yang menargetkan mereka, namun juga bagian dari upaya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendorong perang dan menempatkan kawasan ke ambang kehancuran untuk menggambar ulang peta Timur Tengah demi mengejar fantasi mitos terkait 'Israel Raya'.
“Penjahat perang Netanyahu sedang berupaya mengalihkan pertempuran ke kawasan, berusaha menggambar ulang Timur Tengah dan mendominasinya, demi mengejar fantasi mitos tentang ‘Israel Raya’ yang kini menempatkan seluruh kawasan ke ambang kehancuran karena ekstremisme dan kebodohannya,” kata Biro Politik Hamas, Izzat al-Rashq, lapor Kantor Berita Iran, Ahad (14/9/2025).
Al-Rashq menambahkan bahwa serangan rezim Israel terhadap para negosiator Hamas di Qatar merupakan bentuk nyata dari niat keinginan mereka untuk menghancurkan proses negosiasi dan melemahkan peran Qatar, yang selama ini telah mengambil langkah serius guna menghentikan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza. Pejabat senior Hamas itu menegaskan, bahwa Qatar membayar harga mahal atas komitmennya terhadap prinsip-prinsip keadilan, hak asasi manusia, dan hukum internasional.
Ia juga menyinggung Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab-Islam di Doha sebagai sebuah kesempatan bersejarah untuk mencegah pendudukan dan mengisolasi rezim Israel. Al-Rashq turut menekankan bahwa KTT tersebut harus menghasilkan tekad tegas Arab untuk menghentikan agresi brutal di Jalur Gaza, mencabut blokade secara segera, serta melindungi kedaulatan negara-negara Arab dan keamanan nasional kolektif mereka.

Qatar menjadi tuan rumah pertemuan persiapan para menteri luar negeri Arab dan Islam pada Ahad, yang akan dilanjutkan dengan KTT darurat Arab-Islam pada Senin di Doha, guna membahas serangan Israel terhadap wilayah Qatar yang terjadi pada 9 September 2025.
Serangan tersebut terjadi ketika tim negosiator Hamas yang dipimpin oleh pemimpin senior Khalil al-Hayya sedang membahas proposal gencatan senjata Gaza yang diajukan oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya, Kementerian Luar Negeri Qatar mengutuk serangan pengecut Israel yang menargetkan kantor tempat tinggal beberapa anggota biro politik Hamas di Doha.
“Serangan kriminal ini merupakan pelanggaran terhadap semua hukum internasional dan ancaman serius terhadap keselamatan serta keamanan warga Qatar dan para penduduknya,” tambah pernyataan tersebut.
