Senin 08 Sep 2025 10:49 WIB

Ini Alasan Halte Senen Sentral Berubah Nama Jadi Halte Jaga Jakarta

Pramono tegaskan menjaga Jakarta harus dilakukan bersama-sama.

Rep: Bayu Adji P / Red: Indira Rezkisari
Gubernur Jakarta Pramono Anung meresmikan perubahan nama Halte Transjakarta Senen Sentral menjadi Halte Jaga Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025).
Foto: Republika/Bayu Adji P
Gubernur Jakarta Pramono Anung meresmikan perubahan nama Halte Transjakarta Senen Sentral menjadi Halte Jaga Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta resmi mengubah nama Halte Senen Sentral menjadi Halte Jaga Jakarta pada Senin (8/9/2025). Halte yang mengalami kerusakan parah dalam kerusuhan yang terjadi pada Jumat (29/8/2025) itu kini telah diperbaiki dan menjadi simbol untuk menjaga Jakarta agar peristiwa itu tidak kembali terulang.

Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan sengaja mengubah nama halte bus Transjakarta yang menjadi salah satu sasaran kerusuhan pada akhir Agustus lalu. Ia ingin penamaan halte itu menjadi motivasi untuk masyarakat dapar bersama-sama menjaga kondusivitas di Jakarta.

Baca Juga

"Perubahan ini tentunya dengan maksud agar kita semua menjaga Jakarta secara bersama-sama. Tidak mungkin menjaga Jakarta hanya dilakukan oleh pemerintah tanpa keterlibatan peran serta masyarakat secara sepenuhnya," kata dia usai meresmikan perubahan nama itu, Senin.

Pramono mengungkap sengaja mempertahankan kondisi tiang halte yang terbakar ketika kerusuhan terjadi. Hal itu dilakukan untuk mengingatkan halte itu menjadi korban kerusuhan. Bahkan, sejumlah barang bekas terbakar dipajang dalam sebuah etalase di halte itu.

Meski demikian, ia memastikan kondisi halte aman setelah dilakukan perbaikan. Menurut dia, pihaknya sudah melakukan pengujian terkait keamanan kondisi halte selama proses perbaikan. "Jadi yang haltenya sudah semuanya dites, diuji, pasti dijamin tidak akan pernah ada apa-apa," kata dia.

Ihwal kondisi jembatan penyeberangan orang (JPO) dan lift di kawasan itu, Pramono menyatakan, perbaikannya akan dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dalam waktu dekat. Ia mengatakan, pembangunan JPO dan lift di kawasan itu, dan juga di Polda Metro Jaya, ditargetkan selesai pada Desember 2025.

"Mereka akan memulai mengerjakan ini dan mudah-mudahan selesai bulan Desember. Jadi PU mengerjakan halte menyangkut lift dan JPO, sedangkan halte dikerjakan sepenuhnya oleh pemerintah Jakarta dan tentunya oleh Transjakarta," ujar Pramono.

Diketahui, terdapat 22 halte terdampak kerusakan akibat kerusuhan yang terjadi di Jakarta pada akhir Agustus lalu. Sebanyak enam halte mengalami kerusakan karena dibakar dan 16 halte rusak karena vandalisme.

Pramono memastikan, seluruh halte yang rusak itu telah kembali bisa digunakan dengan normal mulai hari ini. Ia pun menilai seluruh aktivitas transportasi di Jakarta sudah normal kembali.

"Termasuk halte yang ada di Polda Metro Jaya, kemudian di Mandiri, Istora, dan semuanya sudah normal kembali. Tarif sudah normal kembali, mudah-mudahan kehidupan masyarakat Jakarta sudah normal kembali," kata dia.

Ia berharap, dengan segala perbaikan yang sudah dilakukan, tidak akan ada lagi kerusuhan di Jakarta, apalagi yang berdampak kepada fasilitas publik. Karena itu, ia mengajak seluruh warga untuk bersama-sama menjaga kondisi Jakarta.

"Mudah-mudahan dengan memorable yang ada, yang dibuat, memang sengaja diskusi kami dengan Dirut Transjakarta supaya memorable itu mengingatkan, bahwa di tempat ini pernah terjadi peristiwa yang mudah-mudahan tidak akan pernah terulang kembali bagi warga Jakarta," ujar Pramono.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement