REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat menanggung seluruh biaya pengobatan korban luka akibat kericuhan pada acara Pesta Rakyat yang menjadi rangkaian pernikahan Wakil Bupati Garut dan anak Gubernur Jawa Barat di Pendopo Garut.
"Semua biaya ditanggung oleh Pemkab Garut," kata Bupati Garut Abdusy Syakur Amin kepada wartawan di Pendopo Garut, Jumat.
Ia menuturkan peristiwa tersebut sudah mendapatkan penanganan, termasuk area acara juga sudah aman, dan kegiatannya tidak dilanjutkan atau dihentikan.
Terkait jumlah warga yang terdampak dalam insiden itu, kata dia, tercatat sebanyak 26 orang dengan kondisinya sebagian sudah pulang dan dirawat di rumah sakit, dan tiga orang meninggal dunia, satu di antaranya anggota Polri yang bertugas di Polres Garut.
"Kami terima laporan dari Dinas Kesehatan bahwa ada 26 orang yang menjadi korban, dan tiga wafat di tempat, dan yang sisanya ada yang sudah pulang ke rumah masing-masing, dan ada yang dirawat," katanya.
Ia menyampaikan selain menjamin biaya perawatan medis, Pemkab Garut juga akan memberikan santunan kepada ahli waris keluarga korban yang meninggal dunia.
Terkait insiden itu, kata dia, Pemkab Garut akan melakukan evaluasi agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi.
"Tentu saja kami akan melakukan evaluasi ke depan, semoga ke depan tidak terjadi lagi," katanya.
Ia mengatakan warga yang menjadi korban dalam kericuhan di acara tersebut karena kekurangan oksigen terutama anak-anak dan ibu-ibu akibat berdesak-desakan.
Menurut dia acara tersebut mendapatkan sambutan antusias yang tinggi dari warga untuk menghadiri kegiatan Pesta Rakyat dalam rangkaian acara pernikahan Wakil Bupati Garut dengan anak dari Gubernur Jawa Barat. "Informasi yang kami terima itu ada beberapa yang kekurangan oksigen karena mungkin berdesak-desakan," katanya.
View this post on Instagram