REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para pengemudi ojek online (ojol) mulai berdatangan untuk melakukan aksi di kawasan Patung Kuda, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (17/7/2025) siang WIB. Tercatat ratusan orang yang ikut dalam aksi tersebut.
Berdasarkan pantauan Republika.co.id di lokasi, massa aksi mulai berdatangan ke kawasan Patung Kuda pada sekitar pukul 13.00 WIB. Aksi yang semula dijadwalkan di dekat Patung Kuda itu digeser ke sisi Jalan Medan Merdeka Selatan arah Gambir.
Turun ke jalan dilakukan oleh kumpulan pengemudi ojol mengatasnamakan Unit Reaksi Cepat (URC). Setidaknya, terdapat tiga tuntutan dalam aksi tersebut, yaitu menolak potongan 10 persen oleh aplikator, menolak pengemudi ojol jadi karyawan, dan mendorong pemerintah segera menerbitkan Perppu Ojol.
Salah seorang peserta aksi tersebut, Wardi (43 tahun), mengaku pihaknya menolak potongan kepada pengemudi menjadi 10 persen. Pasalnya, ia menilai aplikator juga butuh biaya untuk operasional. "Kami maunya normal aja. Kami juga paham, mereka butuh operasional," kata Wardi kepada Republika.co.id di lokasi demo, Kamis.
Selain itu, URC juga menolak adanya wacana untuk menjadikan pengemudi ojol sebagai karyawan. Pasalnya, hal itu akan berdampak kepada banyak pengemudi ojol. "Kalau jadi karyawan nanti umur terbatas. Sedangkan yang jadi ojol bukan bukan hanya anak muda, semua butuh," kata Wardi.
Dia mencontohkan, pada usianya yang tidak lagi muda, tidak mungkin akan dijadikan karyawan sebuah perusahaan. Menurut Wardi, pasti perusahaan akan memilih orang muda karena lebih produktif. "Kalau jadi mitra, kami bisa dapat uang selama masih kuat," ucap Wardi.
Kedatangan ratusan pengemudi ojol membuat ruas jalan di sekitar kawasan Patung Kuda ditutup. Pengendara hanya bisa melintasi sebagian badan Jalan Medan Merdeka Selatan hingga memicu kemacetan panjang. Para pengguna jalan masih bisa melintas di kawasan itu. Namun, arus lalu lintas sedikit tersendat akibat aksi tersebut.