Senin 01 Dec 2025 13:05 WIB

Kepala BNPB: Wilayah Tapanuli Tengah Baru Bisa Diakses Melalui Jalur Udara

Jalur darat menuju Tapanuli Tengah melalui Terutung-Sibolga belum dapat diakses.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andri Saubani
Kondisi rumah warga yang rusak akibat banjir bandang di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Jumat (28/11/2025). BPBD Tapanuli Selatan mencatat hingga Jumat (28/11/2025) sebayak 32 orang meninggal dunia diwilayahnya akibat banjir bandang pada Selasa (25/11/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Yudi Manar
Kondisi rumah warga yang rusak akibat banjir bandang di Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Jumat (28/11/2025). BPBD Tapanuli Selatan mencatat hingga Jumat (28/11/2025) sebayak 32 orang meninggal dunia diwilayahnya akibat banjir bandang pada Selasa (25/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat Kabupaten Tapanuli Tengah menjadi salah satu wilayah terdampak bencana yang cukup para di Sumatra Utara (Sumut). Hingga Ahad (30/11/2025) pukul 17.00 WIB, jumlah korban jiwa akibat banjir dan longsor di wilayah itu telah 73 orang meninggal dunia, 104 orang dalam pencarian, dan 508 orang mengalami luka-luka. 

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, saat ini wilayah Tapanuli Tengah baru bisa diakses melalui jalur udara. Pasalnya, jalur darat untuk menuju wilayah itu masih belum bisa diakses sepenuhnya. 

Baca Juga

"Saat ini, Tapanuli Tengah telah dapat dijangkau melalui akses udara dari Tapanuli Utara," kata dia melalui keterangannya, Senin (1/12/2025).

Ia menambahkan, jalur darat menuju Tapanuli Tengah melalui Terutung-Sibolga belum dapat diakses karena di beberapa titik. Sebab, material longsor masih menutupi badan jalan.

"Untuk Tapanuli Tengah, sembilan unit genset dan starlink telah diterbangkan dari bandara Silangit ke Pinansori. Bantuan permakanan di-drop dari udara. Perlatan ini guna mendukung percepatan pemulihan jalur komunikasi yang sempat terputus saat itu," kata dia.

Sementara itu, di Tapanuli Selatan, korban bencana yang tercatat mencapai 52 orang meninggal dunia. Sementara itu, sebanyak 48 orang dilaporkan hilang dan 58 orang butuh perawatan.

Suharyanto menjelaskan, meskipun dampak bencana di Tapanuli Selatan cukup besar, situasi di lapangan diklaim telah kondusif. Menurut dia, akses jalan darat ke Tapanuli Selatan sudah dapat dilewati. Sedangkan, jaringan listrik, internet, dan air, tetap berjalan.

Ia mengatakan, pihaknya akan memprioritaskan wilayah tersebut untuk melakukan pembersihan dengan menurunkan alat berat. Pasalnya, terdapat banyak kayu besar sebagai dampak banjir yang menerjang wilayah itu.

"Selain logistik permakanan, BNPB akan mengirimkan 100 chainshaw. Hal ini berdasarkan permintaan Bupati Tapanuli Selatan yang membutuhkan alat pemotong kayu untuk kegiatan pembersihan lingkungan pascabanjir," ujar dia. 

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Republika Online (@republikaonline)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement