REPUBLIKA.CO.ID, ST PETERSBURG -- Saint Petersburg atau Sankt Petersburg sedang memiliki gawe besar. Kota kedua terbesar di Rusia ini menjadi lokasi St Petersburg International Economic Forum (SPIEF) '25. Presiden RI Prabowo Subianto menjadi salah satu pembicara kunci di SPIEF '25 pada Jumat (20/6/2025).
Di sela kunjungan Presiden Prabowo, wartawan Republika, Erik Purnama Putra menyempatkan mengunjungi Masjid Biru yang populer disebut Masjid Sukarno. Terletak di salah satu sudut jantung St Petersburg, Masjid Sukarno dulunya sempat menyandang status masjid terbesar di Eropa di luar wilayah Turki.
Saat meninjau langsung Masjid Sukarno pada Rabu (18/6/2025) siang waktu setempat, bangunan ini memiliki ciri khas dinding biri dengan menara hasil renovasi yang memiliki gaya Ottoman. Masjid ini hanya buka pada waktu sholat lima waktu maupun sholat Idul Fitri dan Adha, yang mampu menampung ribuan jamaah.
Namun, di luar itu, Masjid Sukarno tertutup bagi umum. Republika mencoba masuk dari pintu samping, namun oleh penjaga dilarang dengan menjelaskan kompleks masjid adalah tempat ibadah, bukan lokasi wisata.
Mahasiswa Indonesia di Rusia yang menjadi pemandu, Safina Lutfiah Zahro menjelaskan, penamaan Masjid Biru kadang disebut Masjid Sukarno karena memiliki sejarah menarik. Ketika Proklamator Sukarno berkunjung ke Leningrad, nama lama St Petersburg pada era Uni Soviet, Bung Besar mendapati kondisi bangunan yang memprihatinkan.
Karena itu, Sukarno kepada koleganya Uni Soviet meminta agar masjid yang mirip kandang dibersihkan. "Presiden Sukarno tidak mau balik ke sini lagi kalau masjid tidak diurus," kata Safina kepada Republika.
Atas jasa dan peran Sukarno, jamaah dan Pemerintah Kota St Petersburg kadang menyebut masjid itu sebagai Masjid Sukarno. Hanya saja, Republika tidak menemukan satu pun tanda penamaan Masjid Sukarno di dinding masjid. "Tapi ada foto Sukarno dipajang di dalam masjid," ucap Safina menjelaskan.