REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI memastikan, Presiden Prabowo Subianto akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Federasi Rusia pada pekan depan. Prabowo akan bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow dan menjadi pembicara di forum ekonomi internasional.
"Bapak Presiden dan rombongan terbatas dijadwalkan melakukan kunjungan ke St. Petersburg, Rusia, pada 18-20 Juni mendatang," kata Juru Bicara Kemenlu RI Rolliansyah 'Roy' Soemirat dalam taklimat media di Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Dalam kunjungan yang dilaksanakan berdasarkan undangan dari Presiden Putin tersebut, Prabowo juga akan menghadiri Forum Ekonomi Internasional St Petersburg (SPIEF) di Kota St. Petersburg. "Bapak Presiden dijadwalkan menyampaikan pidato pada sesi pembukaan dan sesi plenum SPIEF bersama Presiden Rusia," ucap Roy..
Menurut dia, dalam pertemuan mereka, Prabowo dan Putin akan membahas perkembangan kerja sama bilateral serta bertukar pikiran mengenai isu-isu kawasan dan global yang menjadi perhatian bersama. Sejumlah nota kesepahaman (MoU), antara lain yang mencakup bidang kerja sama pengembangan transportasi, pembangunan kapal, pendidikan, ekonomi kreatif, dan teknologi komputer, juga akan ditandatangani saat kunjungan Prabowo ke Rusia.
Sementara itu, Roy memastikan, pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Sugiono dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov akan berlangsung terlebih dahulu di Moskow, sebelum presiden kedua negara bertemu. Sebelumnya pada April lalu, Duta Besar Federasi Rusia untuk Indonesia Sergei Tolchenov menyatakan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan kunjungan Presiden RI ke Rusia yang berlangsung pada Juni 2025.
"Rencana kunjungan ini sudah dikonfirmasi oleh pihak Indonesia, dan kami akan mempersiapkan secara baik agenda penting ini," kata Dubes Tolchenov dalam temu media di Jakarta, Senin (28/4).
Dubes Rusia turut mengharapkan supaya Presiden Prabowo dapat memanfaatkan kehadirannya di SPIEF 2025 untuk menyampaikan 'visi dan pandangannya terkait situasi ekonomi di dunia, kemudian di kawasan, dan bagaimana Indonesia menghadapi isu-isu global'